Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 09.pdf/34

Halaman ini telah diuji baca

— 520 —

perkara satoe apa, dan oleh kerna begitoe, teman-temannja semoewa djadi memandang dengen heran padanja. Sedeng begitoe, sigralah djoega teman-teman itoe dapet denger boenji kakinja orang ijang mendatengi. Semoewa menengok, dan laloe dapet lihat Diavolaccio ijang dateng dengen memondong nona Rita. Kapalanja nona ini ada berdongak hingga ramboetnja ijang teroreore djadi terseret-seret di tanah. Tempo Diavolaccio soedah dateng dekat pada tempat terang, adalah kalihatan ijang ija poenja moeka, lebih lagi moekanja Rita, ada poetjet sekali. Semoewa orang djadi merasa kaget sedikit dan lantas bangkit berdiri, ketjoewali Carlini sendiri ijang teroes sadja makan dan minoem dengen enak. Dengen tida berkata satoe apa, Diavolaccio letakken nona Rita di tanah di depan kaki Kapitein. Di sitoelah baroe orang taoe, mengapa moekanja nona itoe poetjet sekali. Satoe piso ada menantjap di dadanja ijang kiri, hingga gagangnja sadja ijang kelihatan. Semoewa orang menengok pada Carlini, laloe dapet lihat, bahoewa pisonja Carlini tida ada pada saroengnja ijang tergantoeng di ikatan pinggangnja.

,,Ha! sekarang akoe mengerti, mengapa Carlini soedah tida lantas mengikoet padakoe, hanja tinggal diam doeloe sebentaran." kata Cucumetto.

Sesoewatoe orang ijang beradat liar, memang bisa hargai perboewatan keras, dan maskipoen brangkali djoega tida satoe dari antara pendjahat-pendjahat itoe nanti maoe berboewat seperti Carlini, ija orang semoewa mengarti, mengapa Carlini itoe soedah berboewat demikian.

,,Sekarang ini," kata Carlini itoe sambil hamperi maitnja Rita dan memegang pada pistool ijang ada pada ikatan pinggangnja: „apa masih djoega ada orang ijang maoe rampas