Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 09.pdf/46

Halaman ini telah diuji baca

— 532 —

tertjengang sampe ija soedah tida kalihatan lagi, kemoedian baroelah Teresa masoek ka dalem roemah.

,,Di malem itoe djoega ada terdjadi ketjilakaän di astananja Graaf de San Felice: sebagian dari astana itoe ijang diïsi oleh poetri Carmela, djadi terbakar dengen sekoenjoeng-koenjoeng.

Carmela djadi terkedjoet, laloe melompat toeroen dari pembaringannja dan berlari hamperi pintoe, aken kaloewar dari kamar; tapi gang ijang ada di depan pintoe itoe, soedah djadi berkobar, hingga sang poetri tida bisa meliwat. Tempo ija balik, kombali ka dalem kamar dan triak-triak minta toeloeng, satoe djendela ijang tinggi sekali, djadi terboeka, laloe seorang lelaki moeda melompat toeroen dari sitoe ka dalem kamar, teroes pondong Carmela dan bawa poetri ini ka aloen-aloen di loewar astana, di mana sang poetri djadi pangsan di tanah roempoet, oleh kerna merasa kaget.

,,Tempo Carmela sedar kombali, ija melihat ajahnja ada berdiri di depannja, sedeng hamba-hambanja ada geroemoetan di sepoetarnja. Sebagian dari astana itoe djadi terbakar habis; tapi katjilakaän itoe tida besar boewat itoe Graaf ijang amat kaja: poetri Carmela poen terlepas dari bahaja. Orang tjari penoeloengnja poetri inį, tapi penoeloeng ini tinggal mengilang orang tanjaken dia di sana-sini, tapi tida seorang ada taoe siapa adanja itoe. Carmela sendiri poentida bisa kenali penoeloengnja itoe, kerna ija melinken melihat pada roepanja orang itoe, sedeng ija merasa bingoeng dan kaget, djoega melinken sebentar sadja.

,,Keroegian ijang terbit dengen lantaran kabakaran itoe, tida dipikiri oleh ajahnja Carmela, ijang bersoekoer pada