Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 09.pdf/60

Halaman ini telah diuji baca

— 546 —

,,Di hari Slasa poekoel doewa, nanti ada doewa orang mendjalanken hoekoeman mati, seperti biasanja di ini kota Rome pada tiap kali ampir dateng hari raja. Satoe dari doewa orang ijang aken terhoekoem itoe, ijang telah boenoeh satoe Pendita, sedeng Pendita itoe telah peliharaken dia pada temponja masih ketjil; orang hoekoeman ijang satoe lagi jaitoelah Peppino."

,,Begimanatah kaoe ini poenja maoe, sobat? boekan sadja kaoe terbitken banjak takoet di dalem karadjaännja Paus, hanja di negri lain-lain djoega, hingga sekarang orang maoe hoekoem kambratmoe dengen soenggoeh-soenggoeh, aken djadi satoe toeladan."

„Peppino itoe tida boleh dikataken teritoeng pada kambratkoe; dia itoe satoe gombala, ijang tida berboewat lain kasalahan dari pada membri makanan pada kita-orang."

— ,,Perboewatannja itoelah ada ternjata dengen sampoerna, ijang ija djadi kambratmoe. Sebab itoelah-ija terhoekoem potong kapala, sedeng kaoe sendiri, kaloe kena ditangkep, nanti dibelah-belah. Tida oeroeng orang banjak nanti merasa girang, oleh kerna melihat kambrȧtmoe itoe terhoekoem."

,,Boleh djadi; tapi orang banjak tida doega, apa ijang saja nanti berboewat."

— ,,Toeroet akoe poenja rasa, kaoe ini nanti berboewat satoe perkara gila."

— ,,Saja ada sedia aken berboewat segala perkara boewat tjegahken orang hoekoem Peppino itoe, ijang dapet tjilaka dengen lantaran menoeloeng padakoe. Demi Allah! hina amat dirikoe ini, kaloe saja tida berboewat apa-apa aken goena Peppino."