Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/32

Halaman ini tervalidasi

— 19 —


gadji seratoes Louis d'or serta dapet keoentoengan! apa itoe tida ada banjak lebih dari pada ijang boleh diharep dengen pantes oleh satoe matroos seperti saja ini?"

„Ja, anakkoe! ja! bener sekali! itoelah satoe peroentoengan bagoes ijang besar sekali!"

„Oeang ijang saja nanti trima paling doeloe, saja maoe goenaken boeat beli satoe roemah ketjil ijang ada beserta kebon, di mana kaoe boleh tanam roepa-roepa kembang kesoekaänmoe, seperti itoe ijang merambat pada djendela.... Tapi, he! kaoe mengapatah, ajahkoe? kaoe keliatan seperti orang ijang tida njaman!"

„Tida mengapa!" saoet itoe ajah ijang toea; tapi sambil berkata begitoe, itoe orang toea djatohken badannja pada senderan korsi, selakoe orang ijang merasa lelah.

„Baeklah kaoe - minoem segelas anggoer, ajahkoe!"

kata poela Dantes: „minoeman itoe nanti segarken kaoe; di manatah kaoe simpen anggoermoe?"

„Tida perloe, traoesah! traoesah kaoe tjari anggoer, anak- koe! akoe tida merasa perloe!" kata itoe orang toea, sambil gerak-gerakken tangan boeat tjegah anaknja.

„Baiklah minoem djoega, ajahkoe! minoem sedikit!" kata Dantes semberi boekaken doea tiga lemari". „Traoesah kaoe tjari....." kata itoe ajah: „soedah tida ada lagi anggoer".

„Apa? soedah tida ada lagi anggoer?" kata Dantes sambil berwarna poetjet dan meliat pergi dateng pada ajahnja poenja pipi ijang koeroes dan pada lemari-lemari ijang kosong: "Apa? soedah tida ada lagi anggoer! Apa kaoe soedah kekoerangan oeang, ajahkoe?"

„Akoe tida merasa kekoerangan apa-apa sebab sekarang