— 36 —
Sasoedah berdiam sedikit lama, Fernand itoe lantes berbangkit dan berdjalan boelak-balik, laloe berdiri di hadepan Mercedes dengan mengepal tangan dan bermoeka asem.
„Bilanglah aken pengabisan kali, Mercedes!” katanja Fernand itoe pada itoe nona: apa tetap begitoe ingatanmoe?"
― „Akoe tjintai Edmond Dantes, dan tiadalah lain orang nanti djadi lakikoe.”
― „Apa selamanja kaoe nanti tjintai dia?”
― Akoe nanti jintai dia, sampe di dalam koeboer.”
Fernand toendoekken kapala sendiri, selakoe orang ijang merasa kalah: ija menarik napas pandjang, ijang terdengar seperti soewara orang mengorok; kemoedian dengan sekoenjoeng-koenjoeng ija angkat kapala dan sambil mengigit gigi, ija berkata:
„Itoe lelaki soedah mati!”
„Kaloe dia soedah mati, akoe poen nanti lantas pergi mati.”
― „Kaloe dia tida berhati setia dan soedah loepai kaoe?”
Baroe habis Fernand itoe berkata begitoe, di loewar pintoe roemah ada terdengar soewara orang ijang triak-triak memanggil pada Mercedes.
„Ha!” kata Mercedes dengan soewara girang: „njatalah jang ija tida loepai akoe, kerna dialah ijang sekarang ada di loewar pintoe.”
Habis berkata bagitoe, Mercedes itoe berlari mengamperi pada pintoe dan ija lantas boekaken, sambil berkata:
„Mari Edmond! akoe ada di sini!"
Fernand, dengan moeka poetjat dan badan bergoemetar