Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/54

Halaman ini tervalidasi

— 39 —

Sambil berkata bagitoe, Mercedes itoe memandang pada Fernand, ijang lantas djadi seperti terkena goena-goena dan lantas mengamperi dengan pelahan serta sodorken tangan kapada Edmond Dantes.

Fernand itoe poenja amarah, ada oepama ombak besar, soedah djadi terpetjah, dari lantaran Mercedes poenja ajer-moeka ijang memegang koewasa di atas Fernand ampoenja hati.

Satelah soedah merabah tangannja Edmond, dan ada rasa apa jang boleh diperboewat olehnja, lantas sadja Fernand itoe berlari ka loewar roemah dan teroes pergi.

„O!" kata lelaki itoe, sambil djambaki ramboet sendiri pada sapandjang djalan, selakoe orang ijang gila: „siapatah nanti bisa toeloengi akoe ini, ijang bertjilaka amat!"

Sedang begitoe, Fernand itoe dapat dengar orang berkata: „He, orang Catalaan! Fernand! ka manatah kaoe ini maoe pegi?"

Fernand merandak, melihat ka sana sini, laloe dapat lihat Caderousse, jang lagi berdoedoek sama-sama Danglars di depan satoe roemah di bawah poehoen.

„He," kata Caderousse: mengatah kaoe tida mengampari ka sini? Apa kaoe lagi tida sempat, hingga tida ada poenja tempo aken menegor pada sobat-sobat ?"

„Lebih lagi, sobat-sobatmoe ini ada hadepi satoe flesch anggoer ijang masih ampir berisi penoeh kata Danglars aken samboengi omongan Caderousse.

Fernand memandang dengen tertjenggang kapada doewa orang itoe, tapi tida menjahoet satoe apa.

„la kalihatan seperti orang ijang bingoeng," kata Danglars cambil membentoer dengan loetoet kapada Caderousse: „Apa