Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/57

Halaman ini tervalidasi

— 42 —

„O, kaloe kaoe ingat bagitoe!” kata poela Caderousse: „itoe adalah lain perkara! Akoe baroe ingat, bahoewa kaoe ini sa-orang Catalaan, dan orang telah tjerita padakoe, bahoewa bangsa Catalaan tiada nanti kasih dirinja dioendoerken oleh moesoehnja di dalam hal pertjintaän; malah orang telah berkata djoega, bahoewa bangsa kaoe ini, Fernand! bisa berlakoe gemas dan dendam sakit hati, kapada sawatoe orang.”

Fernand tersenjoem, selakoe hendak berkata bahoewa benar sekali kata Caderousse itoe. Aken tetapi ia lantas berkata: „Sa-orang ijang ditjinta, begimana bisa berhati gemas.

„Kasihan!” kata Danglars, seperti dengan sabenar-benarnja ija ada merasa kasihan: „sobat kita Fernand ini tiada kira, ijang ija nanti melihat Dantes dateng dengan sekoenjoeng-koenjoeng! Brangkali djoega ija sangka, bahoewa Dantes soedah mati, atawa soedah tjintai prampoewan lain!”

„Demi kahormatankoe,” kata Caderousse ijang soedah moelai merasa mabok: „di dalam hal Dantes datang di sini dengan slamat, boekankah Fernand sendiri sadja ijang merasa tida enak! boekanlah bagitoe, Danglars?”

„Benar sekali,” sahoet Danglars: „dan ampir akoe brani bilang, bahoewa adanja ini hal nanti datengken katjilakaän kapadanja."

„Aken tetapi,” kata poela Caderousse sambil toewang sagelas anggoer boewat Fernand dan sagelas boewat ija sendiri: „dengan senang ija nanti kawin sama itoe Mercedes ijang amat eilok:

Sedang bagitoe. Danglars mengawasi pada Fernand, ijang merasa amat panas di hati, oleh kerna dengar omongan