Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/69

Halaman ini tervalidasi

— 52 —

ija kaloewar kombali, soeda tentoe ija nanti membalas sakit hati."

„Itoe tida mengapa," kata Fernand:

„Lain dari begitoe," kata poela Caderousse: „mengapatah orang nanti pandjaraken Dantes? la tida memboenoeh, tida mentjoeri, dan tida meloekai!"

„Diamlah !" kata Danglars.

„Akoe tida maoe diam !" sahoet Caderousse: „akoe maoe biar orang bilangken padakoe, mengapa orang nanti pendjaraken Dantes; akoe tjinta pada Dantes! aken kaslamatanmoe, Dantes!"

Sambil berkata begitoe, Caderousse itoe mengangkat gelas tinggi-tinggi lantas minoem isinja gelas itoe.

Danglars melihat pada matanja Caderousse, dan ada rasa ijang orang ini soedah djadi mabok betoel; kemoedian ija menengok dan berkata pada Fernand! „Kaoe mengarti sekarang, bahoewa tiada perloe kaoe memboenoeh Dantes?"

— „Ja, kaloe sadja, seperti tadi kaoe berkata, ada lantaran aken masoekken Dantes ka dalam pendjara. Tapi apa kaoe ada akal aken dapatken itoe sebab?"

— „Kaloe kaoe mengoesoet-ngoesoet dengen tertib, kaoe tentoe nanti dapatken djoega. Tapi tjilaka amat! boewat akoe, kenapatah akoe moesti tjampoer di dalam hal ini? Apa hal ini djadi perkarakoe?"

— „Akoe tida taoe, apa hal ini djadi perkaramoe atawa tida; tapi akoe taoe, bahɔewa kaoe ini membentji pada Dantes. Saorang ijang membentji tidalah akoe bisa salah mendoega, kaloe ija djoega merasa ada itoe kabentjian, seperti di hati lain orang."

„Begimanatah bisa djadi, akoe ini ada membentji pa-