Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/71

Halaman ini tervalidasi

— 54 —

„Ja, ja, aken slamatnja Dantes!" kata Caderousse sambil mengangkat gelas:,,aken slamatnja... aken slamatnja.... nah, kering!"

„Ada akal apatah ?" kata Fernand pada Danglars. — „Belonkah djoega kaoe dapatken itoe ?" — „Boekan, kaoe ada djandji aken toeloeng tjari itoe?"

— „Ja! orang-orang Prasman ada lebih dari. orang-orang Spanje: orang Prasman berpikir-pikir dan dapatken apa ijang perloe."

— „Keloewarken sigra akalmõe!"

Danglars lantas menengok pada orang ijang poenja roemah minoeman, laloe berkata: „Bawa pena, kertas dan tinta !"

„Pena, kertas dan tinta ?" kata Fernand dengen heran.

„Ja," sahoet Danglars: „akoe ini djoeroetoelis. Pena, tinta dan kertas ada djadi prabotkoe; tida dengen prabot, akoe tida bisa kerdja."

„Kasih pena, kertas dan tinta !" kata Fernand dengen betriak.

Satoe boedjang datang bawa barang-barang itoe dan taro di atas medja.

„Orang bilang," kata Caderousse sambil taro tangannja atas itoe kertas ijang baroe datang: „betoel-betoel barang ini ada tjoekoep aken memboenoeh orang, dan lebih baik orang goenaken ini, dari pada menoenggoe liwatnja orang di tempat soenji. Akoe poen sendiri ada merasa lebih takoet pada pena, kertas dan tinta, dari pada takoet golok atawa pistol."

„Ini badoet belon mabok sebagimana ijang kita sangka," kata Danglars dengen perlahan pada Fernand: „isikenlah lagi gelasnja!"