Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/81

Halaman ini tervalidasi

— 64 —

gang tangannja nona penganten dan toentoen nona ini naik loteng, menoedjoe ka dalem kamar perdjamoean, dengen di ikoeti oleh sekalian orang hingga tangga loteng djadi penoeh dalem lima menit lamanja.

„Ajahkoe!” kata Mercedes pada Dantes toewa, sambil berdiri di betoelan tengah medja perdjamoean: „akoe meminta kaoe berdoedoek di kanankoe, sedeng kirikoe nanti djadi tempatnja Fernand ijang djadi soedarakoe.”

Maskipoen omongan itoe manis adanja ijang dikataken oleh itoe nona dengen soewara haloes dan merdoe, tapi Fernand rasai itoe seperti satoe tikeman dengen golok tadjem. Bibirnja lelaki ini djadi berwarna biroe, sedeng moekanja ijang berwarna hitam-manis ada kelihatan seperti hilang darahnja.

Samentara itoe Edmond Dantes, silahken toewan Morrel berdoedoek di kanannja, sedeng Danglars berdoedoek di sebelah kiri; kemoedian Edmond memanggoet pada sekalian tetamoe ijang lain, aken bri taoe, ijang masing-masing boleh berdoedoek dengen toeroet soekanja sendiri.

Sigra djoega sekalian orang ijang berdjamoe itoe moelai santap roepa-roepa barang makanan ijang dianter-anterken pada sasoewatoe orang oleh boedjang-boedjang ijang berdjalan pada sapoeter medja.

„Ada rame sekali!” kata Dantes toewa sambil mengangkat tjawan anggoer: „Siapatah nanti sangka, bahoewa di sini ada berkoempoel tigapoeloeh orang lebi ijang bersoeka-soeka.”

„Saorang ijang djadi laki, tida selamanja bisa berlakoe girang!” kata Caderousse.

„Akoe misti mengakoe,” kata Edmond: „bahoewa di ini waktoe akoe ada merasa amat beroentoeng, hingga djadi tida bisa berlakoe girang, sabagimana jang dimaksoed