Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/83

Halaman ini tervalidasi

— 66 —

na sedikit waktoe nanti laloe, sambil melihat Horlodjinja „Lagi satoe djam setengah, ija soeda moesti djadi."

„Hm?!" kata itoe orang-orang ijang merasa heran, sedang Dantes toewa tertawa menjengir dan kasih lihat gigi ijang masih bagoes. Mercedes tersenjoem, dan parasnja tida djadi merah lagi. Sedeng Fernand bergoemetar dan memegang pada kepala pisonja.

„Lagi satoe djam sadja!" kata Danglars dengen bermoeka poetjat: „begimanatah boleh djadi dengen begitoe lekas?„

„Ja, sobat-sobatkoe !" sahoet Edmond: „itoe semoea terdjadi dengen pertoeloengannja toewan Morrel ijang berboewat baik padakoe dan selaloe berdamping sama ajahkoe di doenia ini. Dengen ija poenja pertoeloengan segala perkara soesah soedah mendjadi gampang. Segala perkara ijang perloe soedah diselesehken, dan pada poekoel doewa setengah Pembesar di Marseille menoenggoe kita poenja dateng di Gedong-Bitjara. Dan sekarang soedah poekoel satoe saprapat, maka akoe rasa tidalah nanti salah, kaloe sekarang akoe berkata, bahoewa lagi satoe djam setengah Mercedes nanti soedah mendjadi njonja Dantes."

Fernand meramken mata sendiri, kerna merasa poejeng dan gelap. Ia bertahan pada medja, soepaja tiada djadi djatoh; aken tetapi maskipoen ija sangat menahan hatinja, tida oeroeng keloewar djoega napasnja ijang berdoeka, tapi tertoetoep dengen soewara orang-orang ijang bersoerak dan membri slamat pada Edmond dan toendangannja.

„Bagoes sekali, ja ?" kata Dantes toewa: „tidalah boleh dibilang ijang ini hal ada memboewang tempo! Kemaren baroe poelang dari pelajaran, dan di ini hari poekoel doea setenga soedah menikah! Haha! pantes orang misti djadi orang pelajar-