Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 1.pdf/85

Halaman ini tervalidasi

— 68 —

Mercedes melihat pada djaroemnja lontjeng ijang ada di pertengahan itoe, laloe melirik pada Edmond.

Sekalian tetamoe ada rioeh beromong-omong dan tertawa, sebagimana biasanja pada achir perdjamoeän. Jang tiada senang tinggal doedoek di tempat sendiri, ija poen berbangkit dan pegi doedoek di lain tempat.

Sambil berong-omong pada hal ijang laen dengen satoeroe temennja.

Fernand poenja moeka ijang poetjat, ampir sama dengan moekanja Danglars, sedang Fernand itoe sendiri ada merasa amat tjilaka, hingga brangkali djoega tiada taoe, kaloe dirinja masih hidoep. Dialah ijang soedah berbangkit paling doeloe, dan sekarang ija ada djalan-djalan boelak-balik di sepandjang pertengahan, tida maoe dengar soewaranja orang-orang ijang menjanji dan boenjinja gelas-gelas ijang beradoe. Caderousse mendekati padanja, dan waktoe itoe Danglars poen ada hamperi padanja di satoe pendjoerve pertengahan.

Kata Caderousse ijang ada merasa senang hati oleh kerna kelakoeännja Edmond ijang manis, dan ada merasa poesing sedikit dengen lantaran ajer anggoer ijang enak:

„Soenggoeh!" „itoe Edmond Dantes seorang manis sekali, dan sebagimana sekarang kaoe melihat ija berdoedoek di damping toendangannja, haroes akoe berkata, bahoewa sajanglah amat saände kita maen gila padanja, sebagimana kemaren kaoe hendak berboewat."

„Sekarang kaoe melihat djoega," kata Danglars: bahoewa hal itoe tida djadi diperboewat. Lantaran Si Fernand telah ada sangat berdoeka, hingga akoe telah dapet rasa kesihan padanja; tapi sedari ija trima perbaik apa ijang ada, hingga dateng djoega seperti satoe sobat baik di ini perdjamoeän