Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 10.pdf/15

Halaman ini telah diuji baca

— 563 —

di berkandaran dengen gerobak ijang dihiasi; maka seändenja itoe djendela di astana Rospoli tida senangken hati kita, baiklah kita nanti teroesken djoega kita poenja niatan ijang pertama. Begimana kaoe rasa, Franz?"

,,Saja rasa," sahoet Franz:,,haroes saja berkata, bahoewa saja penoedjoe pada djendela itoe."

Sambil berkata begitoe, Franz berbangkit aken tidoer dan beringet sadja pada omongannja orang ijang ija denger di Colliseum. Sebab begitoe, Franz itoe djadi berpikir dan tida bisa tidoer seperti biasa. Pada besoknja ija bangoen di waktoe masih pagi, sedeng Albert masih poelas dengen enak.

Franz panggil toewan Pastrini dan berkata padanja: ,,Boekankah di ini hari bakal ada orang djalanken hoekoeman mati?"

,,Ja, Toewankoe !" sahoet Pastrini: „tapi kaloe sekarang toewan maoe dapet djendela boewat menonton itoe, soedah tida bisa dapet."

— ,,Akoe boekan maoe minta djendela, hanja kapingin taoe brapa orang ijang bakal di hoekoem, siapa nama-namanja dan tjara begimana marika nanti dihoekoem?"

— ,,Oh, kabetoelan sekali! baroesan saja ada trima papan warta."

— ,,Papan warta ? apatah itoe?"

— ,,Satoe papan ketjil ijang digantoeng di mana tikoengan-tikoengan djalanan, pada tiap kali ada orang hoekoeman maoe djalanken hoekoemannja. Di papan itoe ada tertoelis namanja orang hoekoeman, lantarannja mendapet hoekoeman dan tjara begimana ija nanti djalanken hoekoeman itoe. Maksoednja papan ini aken oendang orang-orang ibadat berdowa pada Allah, soepaja orang hoekoeman itoe dapet rasa