Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 10.pdf/37

Halaman ini telah diuji baca

— 585 —

kepalan di atas orang banjak ijang, geroemoetan di tanah lapang: ,,akoe kenali sifatmoe ijang tida, bisa berobah!"

Andreas serta doewa pembantoenja algodjo ada bergoeling-goeling di tanah, dan Andreas itoe ada betriak-triak: ,,Dia misti! akoe maoe dia mati! orang tida ada poenja hak aken boenoeh akoe sendiri sadja!"

,,Lihat! lihat!" kata Graaf dengen pegang tangannja Franz dan Albert: ,,lihatlah itoe orang ijang soedah maoe trima hoekoemannja, ijang soedah djalan hampiri bale hoekoeman. Kaoe taoe, hal apa ijang terbikin kakoewatan hatinja aken tida trima hoekoeman? kaoe taoe, apa ijang hiboeri hatinja itoe? Jaitoelah sebab lain orang ada bertjilaka sama-sama dia, dan misti mati sama-sama dia. Oh! seändenja doewa kambing atawa doewa sampi dibawa ka djagal dan kaoe bisa kasih mengarti padanja, bahoewa satoe kambing atawa satoe sampi tida djadi disembeleh, tentoe sekali ijang bakal tersembeleh itoe merasa girang, oleh kerna satoe teman tida djadi diboenoeh. Tapi orang menoesia! orang manoesia ijang dibri roepa sama dengen roepanja Allah, orang manoesia ijang telah dapet titah soetji, soepaja tjintai sesama manoesia, apatah dia berkata, waktoe denger kabar ijang sesamanja terlepas dari kabinasaän? Ija mengoetoek! ija menjoempahi! Oh, bagoes sekali!"

Sehabis berkata begitoe, Graaf itoe tertawa berkakakan; tapi lakoenja tertawa itoe ada bri njata, ijang hatinja ada merasa amat doeka.

Sedeng begitoe, Andreas dan pembantoe-pembantoenja algodjo masih djoega bergoelat-goelat. Doewa pembantoe itoe seret Andreas ka bale hoekoeman, dan orang banjak triak-triak dengen keras, katanja: