Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 10.pdf/38

Halaman ini telah diuji baca

— 586 —

,,Boenoeh dia! mampoesin dia!"

Franz moendoer bebrapa tindak, tapi Graaf de Monte-Christo tarik dia ka djendela.

,,Mengapatah kaoe moendoer ?" kata Graaf itoe: ,,apa kaoe merasa kasihan? Saja rasa, kaoe poenja rasa kasihan ada dateng boekan pada temponja. Saändenja kaoe melihat satoe andjing gila, tentoe sekali kaoe lantas pergi ambil senapan dan tembak kepalanja dengen tida merasa kasihan, sedeng salahnja andjing itoe tida lain, hanja telah digigit oleh andjing gila dan dia sendiri menggigit poela pada andjing lain, sebagimana ija ijang telah digigit; tapi sekarang kaoe maoe merasa kasihan pada seorang ijang soedah tida digigit, orang, hanja soedah memboenoeh pada orang ijang peliharaken dia seperti anak, dan sekarang ini dari sebab tida bisa memboenoeh lagi orang, ija ingin melihat sesamanja diboenoeh orang. Djangan moendoer, hanja lihatlah !"

Tida perloe Franz itoe dipaksa aken melihat, kerna sekarang ija ada berdiri diam seperti terpakoe pada papannja loteng.

Itoe doewa pembatoenja algodjo soedah dapat seret si Andreas ka atas bale hoekoeman, dan maskipoen orang hoekoeman ini berontak-rontak sambil mengigit dan betriak-triak, ija dapet djoega dipaksa aken berloetoet pada algodjo ijang ada memegang linggis di sampingnja. Tempo algodjo itoe membri satoe tanda dan pembantoe-pembantoenja itoe lepasken si Andreas, lantas sadja orang hoekoeman ini maoe berbangkit; tapi baroe sadja ija bergerak algodjo kemplang kepalanja dengen linggis, hingga ija lantas djato tengkoeroep; tapi dari sebab terbanting keras, badannja djadi bergoeling dan tjelentang. Algodjo lepasken linggis, laloe