Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 10.pdf/56

Halaman ini telah diuji baca

— 604 —

ngikoeti satoe prampoewan moeda, ijang rampas kaoe poenja lilin. Kaloe kaoe sampe ka depan tangga geredja St. Ciacomo, tjantoemlah sepotong pita dadoe pada poendakmoe, soepaja itoe nona moeda nanti kenali kaoe.—Sampe pada itoe waktoe, kaoe tida nanti dapet melihat lagi padakoe. Biarlah kaoe berhati setia dan toetoep resia."—

,,Apalah kaoe poenja kira, sobatkoe?" kata Albert pada Franz, sesoedahnja sobat ini habis membatja.

,,Saja rasa, kaoe poenja perkara bakal djadi perkara enak sekali," sahoet Franz.

,,Saja poenja rasa djoega begitoe," kata poela Albert:

,,Djangan kaoe berpikiran salah, sobat!" kata poela Franz: sekalian orang bangsawan di kota ini nanti dateng ka perdjamoean Hertog, maka kaloe betoel kaoe poenja nona eilok ada teritoeng pada orang bangsawan, tentoe sekali ija tida nanti tinggal diam di roemah sendiri, hanja dateng djoega di perdjamoean."

,,Ija dateng atawa tida dateng di itoe perdjamoean, saja poenja pikiran atas hal dia itoe, tida nanti berobah," sahoet Albert: „Kaoe soedah batja ini soerat, dan tida oeroeng kaoe merasa djoega, bahoewa orang hina-dina tida nanti bisa menoelis begini baik."

Dengen sebenarnja djoega soerat itoe tida sekali ada ketjelahnja; baik atoeran perkataän, baikpoen perkataännja tida sekali ada ijang ketjiwa.

,,Ja, haroes saja berkata, ijang kaoe ada amat beroentoeng di dalem pertemoeanmoe," kata poela Franz sambil bersenjoem.

,,Bersenjoemlah dan tertawalah sebrapa ijang kaoe soeka" kata Albert: ,,saja ada merasa soeka dan tjinta pada