Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 2.pdf/19

Halaman ini tervalidasi

— 77 —

Fernand djoega maoe berkata begitoe, tapi perkataännja tida maoe kaloewar dari leher, bibirnja bergerak, moeloet-mengangah, tapi soewara tida kaloewar.

„Toewan-toewankoe!“ kata satoe tetamoè ijang berdiri di pinggir loteng-gantoeng: „ada kareta mendatengi! Ha!itoelah toewan Morrel! djangan poetoes harepan! Tentoe sekali ija membawa kabar baik!

Mercedes dan Dantes toewa djalan mengamperi pada itoe toewan Morrel, ijang djadi bertemoe di depan pintoe. Toewan Morrel ada kalihatan poetjat

„Begimana, Toewankoe?“ kata itoe orang toewa bersama Mercedes.

„Ach, sobat-sobatkoe!“ sahoet itoe toewan-kapal: „itoe perkara ada lebih djelek dari ijang kita ada kira.“

„O, toewankoe!“ kata Mercedes: „akoe rasa brani bilang, ijang Edmond tida bersalah!“

„Akoe poen ada rasa begitoe,“ kata toewan Morrel: „tapi ija ditoedoeh ada bersalah“

„IJa ditoedoeh di dalem hal apa?“ kata Dantes toewa.

„IJa ditoedoeh ada djadi soeroehannja orang-orang Bo napartisch.“ *)

Mercedes triak dengen terkedjoet; Dantes toewa djadi lemes dan roeboeh. Orang-orang ijang lain poen djadi sanget kaget, hingga semoewa djadi geroemoetan di sa-



  • ) Pembatja-pembatja ijang mana taoe begimana adanja hal di djeman itoe, tentoelah lantas mengarti, begimana heibat adanja di itoe masa, soewatoe toedoehan seperti ijang dikataken oleh toewan Morrel.