Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 2.pdf/29

Halaman ini tervalidasi

— 87 —

di Tanah Arab, begitoelah Napoleon ada ternama besar di antara orang-orangnja; boekan sadja ija ternama besar di dalam hati orang-orang ijang biasa, hanja terdjoendjoeng dan dipertoewan oleh orang-orang ijang berhati tinggi; maka maskipoen ija telah djatoh dan tiada bisa bangoen kombali, baginda itoe masih ada ampoenja djoega orang-orang ijang mendjoendjoeng padanja.“

„Tidakah kaoe merasa, Villefort! bahoewa omonganmoe itoe ada berbaoe Bonapartisch ?“ kata poela njonja Markies: „Aken tetapi akoe bri ma-af padamoe: kaoepoen tida bisa djadi anak Girondin, dengen tida njataken atsal diri sendiri.“

Moekanja Villefort djadi merah dengen sekoenjoeng-koenjoeng.

„Ajahkoe ada bernama Girondin, Njonja!“ kata Villefort: „itoelah benar sekali; tapi ajahkoe soedah tida tjampoer pada soewaranja orang-orang ijang hendak memboenoeh Radja; ajahkoe sendiri telah dihoekoemi oleh orang-orang itoe, hingga koerang sedikit sadja kapalanja djadi terpoetoes dengen golok algodjo, sabagimana kapalanja ajahmoe sendiri.“

Maskipoen ija djadi mendapat ingat pada itoe perkara ngeri, toch njonja Markies tida berobah ajer moekanja.

„Ja,“ sahoet njonja itoe pada Villefort: „tapi perkaranja doewa orang itoe ada berlawan satoe sama lain; boewat njataken hal itoe, kaloewargakoe ijang moesti bersetia pada Poetra-poetra ijang terboewang, sedang ajahmoe soedah singkirken dirinja aken berkaoem sama pemerintah ijang baroe, hingga itoe orang [ketjil nama Noirtier Gi-ondin djadi bernama graaf Noirtier Senateur.“

„Iboekoe! iboekoe!“ kata nona de Saint Méran pada