Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 2.pdf/74

Halaman ini tervalidasi

— 128 —

mabok. la lihat ada soldadoe-soldadoe ijang berbaris pada pinggiran tangga; ija merasa ada tingkat-tingkatan ijang paksa ija mengangkatken kaki, dan ija merasa djalan meliwat di satoe pintoe ijang lantes djoega ditoetoep; tapi ija tida merasa dengen terang; di itoe waktoe poen ija ada seperti orang ijang lajap-lajap, kerna ingatannja djadi boetak, seperti ada tertoetoep dengen kedoekaän. Pada laoet tida sekali Dantes itoe maoe melihat kombali: laoet itoe ada poetoesken pengharapannja orang-orang hoekoeman, ijang taoe dengen betoel bahoewa ija-orang tida aken bisa melaloei itoe.

Tempo soedah meliwati pintoe Dantes melihat koeliling selakoe orang ijang lingloeng, laloe ija dapet taoe, bahoewa dirinja ada di soewatoe pelataran ijang di idarken dengen tembok tinggi. Sanantiasa ada terdenger boenji kakinja pengawal-pengawal ijang berdjalan-djalan perlahan, dan pada tiap kali marika itoe meliwat di sinar api dari lampoe-lampoe ijang melengket di tembok, kelihatanlah oedjoeng senapan-senapannja ijang berkeredep.

Di itoe waktoe Dantes tida dipegangi lagi, orang poen taoe, ijang ija tida nanti bisa berlari minggat. Sesoedahnja berlaloe sedikit waktoe, adalah kedengeran soewara orang ijang berkata:

„Di mana adanja itoe orang tangkepan?"

„Di sini!" sahoet satoe soldadoe.

„Biarlah ija mengikoet padakoe," kata poela orang tadi itoe: „akoe nanti antarken dia ka dalem kamarnja."

„Djalanlah !" kata itoe soldadoe sambil menolak pada Dantes

Dantes lantes djalan mengikoeti pada itoe orang tadi, ija