Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 22.pdf/10

Halaman ini tervalidasi

— 1261 —

Sedang kita orang berdjalan toeroen ka dalem roemah di dalem tanah, maka kita bisa liat praoe-praoe dari djaoe, maka semingkin lama semingkin njata. Tadinja item ketjil, tetapi sekarang roepanja soedah seperti boeroeng ijang terbang melajang di atas aer. Di kaki ajandakoe ada doewa poeloe soldadoe kawal ijang pada doedoek dan teraling-aling oleh pager papan, marika itoe memandang datengnja kapal itoe seperti binatang boewas ijang hampirken kita. Senapannja ijang pake moetiara soedah ada tersedia di ampirnja dengen bebrapa banjak patron. Ajandakoe memandang aerlodjinja sembari berdjalan moedar mandir. Ini semoewa membikin saja poenja hati teramat sakit. Iboekoe bersama-saja pegi ka bawah. Selim masih djoega bediri seperti tadi, dia tertawa dengen sedi sekali. Kita orang arabil bantal-bantal dari sebelahnja, abis kita doedoek-doedoek di hampirnja Selim. Ini bahaja soenggoe besar, maka hati ijang bertjinta tjari berkoempoel bersama-sama dan kendatipően masih anak-anak, maka saja mengarti, bahoewa ada bahaja besar sekali di atas kepala kita."

Albert sendiri tida liat hal itoe, tetapi dia sering denger, djoega, boekan dari papanja, orang-orang asing tjerita, sebagimana kaadaannja Selim koetika soedah ampir abis. Albert poen soedah taoe batja tjerita dari pada matinja Pacha Ali Tebelen, tetapi sekarang sebab dia denger ini tjerita, ijang di tjeritain oleh orang ijang ada toeroet bersama-sama, maka baroelah dia rasa sendiri sebagimana sedi adanja.

Haijdee abis berkata-kata begitoe seperti orang ijang mengimpi masih ada di itoe tempat, di itoe koetika ijang di tjeritakennja, ija tinggal bengong dengen berdiam diri; djidatnja, ijang bagoes poetih seperti boenga ijang patah tangkenja