Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 22.pdf/17

Halaman ini telah diuji baca

— 1268 —

rang roeboeh semoewa dinding kajoe sakiternja ajandakoe telah antjoer sama sekali.

Moesoeh membedil dari bawah, dasar kajoe dari roemah ijang di atas tanah. Ampat lima soldadoe kawal ajandakoe djato mati kena ka tembak. Saja poenja ajanda menggeroeng seperti singa, ija masoekin djarinja di lobang bekas pelor di dinding, abis ija tarik itoe dinding sampe roesak. Maka di itoe koetika djoega ada doewa poeloe senapan berboenji sama sekali dan apinja dari bedil-bedil itoe kaliatan seperti api dari kawal goenoeng api, sedang riboet begitoe keras, maka kita masih djoega bisa denger djeritnja ajandakoe ijang membikin kita sanget ngeri dan ilang pengharepan. IJa kena ketembak, doewa pelor menemboesken dadanja, maka ija djato ampir mati, ija itoelah mengapa dia mendjerit begitoe keras seperti aken mengabarken matinja pada kita orang.

Maka ija tida bisa berdiri, ija berloetoet, tetapi pistolnja tida di lepas, adapoen di itoe koetika djoega ada doewa poeloe orang masoek dateng dengen pedang, toembak dan senapan. Saja poenja ajanda soeda tida keliatan lagi, seperti nasi seboetir ijang di kroeboetken semoet Di sitoelah ajanda koe mati dan saja rasa iboekoe djato pangsan tida mengingetken dirinja lagi, saja poen djato djoega."

Haijdee djatoken tangannja seperti orang ijang lemas, abis ija tarik napas pandjang, seperti orang ijang teramat soesah sembari memandang toewan Graaf kaja ija hendak menanja padanja: apatah baik saja tjerita begini?"

Graaf de Monte Christo hampirin pada Haijdee, ija pegang tangannja itoe nona dan laloe berkata tjara Griek:

„Brentilah doeloe anak dan hiboerkenlah hatimoe, inget sadja Allah ta-alah masih ada.