Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 23.pdf/14

Halaman ini telah diuji baca

„Doktor, kaoe bikin akoe terlebi ketjil hati lagi.“

„Akoe soeda bilang.“

„Apa ada orang ijang toewan doega berboewat ini, dalem roemahkoe?“

Akoe tida terka satoe orang, tetapi dengarlah Malaikat maoet jang kaoe seboetkan tadi, telah masoek di dalam roemah toewan, abis boekannja dia menjamber dengan boeta-toeli hanja dia itoe bekerdja seperti dengan akalnja manoesia. Tadinja akoe tida begitoe mengarti djalannja Malaikat maoet itoe, sebab matakoe seperti ketoetoep dengan doea penoetoep mata. Pertama penoetoep mata, jang di namain persobatankoe padamoe toewan, dengan sekalian kaoem kaloewargamoe dan kedoewa ia itoe jang di namain hormatkoe bagi toewan, tetapi.....“

„Katakenlah doktor apa pikiranmoe, akoe nanti tabain hatikoe”.

„Toewan de Villefort! di dalem roemahmoe ini ada saoaang jang pande meratjoeni.“

De Villefort mendjerit setelah dengar doktor d'Avrigny berkata begitoe, dia takepken tangannja kadoewa seperti hendak menjembah minta ampoen pada doktor.

Tetapi doktor berkata poela:

„Ada pri basa kata, orang hakim jang toewa, katanja: kapan ada kadjahatan terboewat, maka tjarilah taoe orang mana jang bole dapet kaoentoengannja pada perboewatan itoe.”

„Doktor katamoe ini betoel, tetapi brapa kali hakim menghoekoemkan salah dari sebab terlaloe ia pegang keras pribasa kata itoe! Akoe tida taoe, tetapi akoe rasa jang dari kadjahatan ......”