— 1456 —
LXXXVII.
TANTANGAN BEKLAI.
,,Koetika itoe," berkata Beauchamp,,,maka diam-diam akoe berdjalan keloewar dengen tida keliatan oleh satoe orang. Deurwaarder ijang bawa akoe masoek, menantiken akoe di pintoe, dia djalan di moeka sampe di mana pintoe ketjil ijang keloewar di djalanan Vaugirard Akoe berangkat dari sitoe dengen hati ijang seperti loeka itoe, poen rasanja ada girang djoega. Djanganlah goesar Albert, ijang akoe kataken hatikoe poen girang djoega. Akoe poenja hati, akoe rasa loeka sanget dari sebab akoe pikirin padamoe, adapoen akoe rasa girang meliat perboewatannja Haijdee ijang djalanken pembalesan ajandanja. Pertjajalah Albert moeloetkoe, biar dari mana djoega datengnja ini katerangan, seperti di brihken oleh Haijdee, kendatipoen datengnja dari pada kita poenja moesoeh, maka ini moesoeh boleh di kataken soeroehannja ijang Maha Tinggi aken mendjalanin hoekoemannja!"
Albert bertoendoek, kepalanja di toendjang dengen kedoewa tangannja, sebab roepanja kepala itoe terlaloe amat beratnja; abis ija memandang lagi ka atas, maka moekanja merah bahna sanget maloenja dan matanja berlinang-linang aer mata. . . . . Setelah itoe ija pegang tangannja Beauchamp dan laloe ija berkata:
