— 149 —
aken merasa, bahoewa dari sebelah oedik bakal dateng angin-riboet alias hoeroe-hara.”
Baginda Radja tersenjoem, laloe berkata sambil memain:
„Kami rasa, Toewan Hertog! kaoe ini tida mendapet kabar ijang besar! kerna kami taoe dengen pasti, bahoewa langit di sebelah oedik ada terang sekali.”
„Toewankoe!” kata poela itoe Hertog: „maskipoen boeat senangken sadja hatinja satoe hamba ijang setia, hamba moehoen pikiran toewankoe, kaloe-kaloe baik djoega toewankoe titahken orang pergi ke Languedoc, Provence dan Dauphené, soepaja orang ini nanti bawaken warta padá toewankoe dari hal pikirannja sekalian pendoedoek di provincie-provincie itoe. Brangkali djoega tida salah, kaloe toewankoe ada rasa boleh pertjaja pada rahajat Frankrijk poenja pikiran ijang baik; tapi hamba ada merasa djoega ijang djikaloe hamba ada mendoega djahat, doegaän hamba tida nanti salah seänteronja.”
— „Sama siapatah kaoe ini mendoega?”
— „Sama Napoleon dan orang-orang ijang mendjoendjoeng padanja itoe.”
— „Toewan Blancas! kaoe bikin kami tida bisa kerdja dengen lantaran kaoe poenja koewatir.”
— „Dan toewankoe bikin hamba tida bisa tidoer dengen lantaran toewankoe poenja senang hati.”
„Toenggoe sedikit, sobat!” kata poela Baginda sambil menoelis sedikit di pinggir kitab. Kemoedian ija berbalik dan berkata: „Teroeskenlah omonganmoe!”
„Toewankoe!” kata Blancas, ijang telah berniat djoega aken goenaken Villefort 'boewat keoentoengannja sendiri: „haroeslah hamba bilang padamoe, bahoewa boekan sekali