Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 3.pdf/47

Halaman ini tervalidasi

— 173 —

XII
BAPA DAN ANAK.


Toewan Noirtier, ajahnja Villefort, mengawasi pada si boedjang, sampe dia ini soedah keloewar dan menoetoep kombali pintoenja kamar; kemoedian oleh kerna selempang, ijang boedjang itoe nanti memasang koeping di pintoe-toewan Noirtier sendiri lantas berbangkit dan boekaken pintoe itoe. Baiklah djoega ija berboewat begitoe, kerna lakoenja si boedjang ada menjataken, ijang dia ini biasa mentjoeri denger omongan orang.

Sesoedahnja boedjang itoe keloewar dari pertengahan, toewan Noirtier koentjiken pintoenja tempat itoe, laloe ija balik kombali ka dalem kamarnja Villefort dan koentjiken djoega pintoenja kamar ini.

„Ha, kaoe taoe, anakkoe!“ katanja pada Villefort: „bahoewa kaoe tida kelihatan girang, oleh kerna melihat akoe dateng di sini?“

„Sala sekali, saja ada merasa girang ajahkoe! tapi saja tida sekali kira, ijang kaoe nanti dateng padakoe, dan hal inilah djadi lantaran aken akoe tida bersedia.“

„Akoe rasa,“ kata poela toewan Noirtier sambil berdoedoek: „akoe poen boleh berkata begitoe padamoe. Kaoe mengabarken padakoe, bahoewa kaoe nanti bertoendangan di tanggal 20 Februari dan sekarang ini, 3 Maart, kaoe ada di Parijs. Begimana boleh begitoe?“

— „Djika sekarang saja ada di sini, ajahkoe! djanganlah