Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 3.pdf/60

Halaman ini tervalidasi

— 182 —

— „Brangkali djoega saja nanti bertemoe kombali.”

— „Apa kaoe maoe berboewat seperti satoe Nabi di hadepannja?”

— „Orang ijang bawa kabar djelek, tida ditrima dengen senang di dalem kraton, ajahkoe!”

— „Ja, tapi di lain hari orang nanti djadi inget padamoè. Kaloe perboeatanmoe berboekti, kaoe nanti ternama besar.”

— „Apatah ijang ijang saja misti bilang pada Baginda Radja?”

— „Bilang padanja: Anakkoe! orang soedah membri kabar salah padamoe dari hal keadaännja Frankrijk, dari hal ingetannja pembesar-pembesar di dalem kota-kota, dan dari hal niatannja balatentara. Itoe orang, ijang ada di ini kota Parijs diseboet setan Corsika, dan di Nevers diseboet Orang ijang pande menaloekken, di kota Lyon dia itoe diseboet Bonaparte, dan telah djadi keizer di Grenoble. Toewankoe kira, dia itoe ada diboeroe-boeroe dan ada berlari pergi; tapi tida ada begitoe, hanja ija mendatengi dengen sigra ke kota ini. Ja poenja soldadoe-soldadoe, ijang toewankoe kiraken ada kekoerangan makanan dan ampir tinggalken padanja, ada djadi bertambah-tambah banjaknja. Toewankoe! berangkatlah pergi dari sini dan biarkenlah Frankrijk dipegang oleh tangannja ija poenja toewan, ijang boekan soedah membeli, hanja soedah mendapetken itoe dengen lantaran kegagahannja. Berangkatlah, Toewankoe! boekan sekali dari sebab ada bahaja aken dirimoe; kerna moesoehmoe ada sampe berhati moelia aken bisa berkasihan padamoe, — hanja dari sebab ada hina sekali aken sanaknja Radja Lodewijk ijang Soetji, kaloe