Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 3.pdf/67

Halaman ini tervalidasi

— 189 —

„Siapatah namanja orang itoe?”

„Edmond Dantes,” sahoet Morrel.

Villefort berdiam sakoetika lamanja, laloe berkata poelah :

„Dantes! Edmond Dantes kaoe bilang, Toewan Morrel?“

„Ja, Toewan!“

Villefort lantes boekaken satoe daftar besar dan sesoedah membalik-balik lembarannja dengen perlahan, kemoedian ija berkata poelah :

„Apa kaoe tida salah seboet namanja orang itoe, Toewan?“

„Tida Toewan!“ sahoet Morrel: „saja tida salah seboet, soedah sepoeloeh tahon saja kenal pada anak itoe, soedah ampat tahon lamanja ija djadi saja poenja penggawe. Kaoe tentoe masih inget, bahoewa pada anem Minggoe ijang telah laloe, saja dateng meminta kamoerahan hatimoe, seperti sekarang saja meminta kaädilanmoe boeat itoe Edmond Dantes. Kaoe dengar omongankoe dengen tida senang dan menjahoeti dengen soewara kakoe. Oh, di itoe tempo orang-orang ijang soeka pada Radja tida sekali berlakoe manis pada orang-orang Bonapartisch.“

„Toewan,” sahoet Villefort ijang tjerdik itoe,,kami telah mendjoendjoeng Radja, tempo kami ada pandang toeroenan Bourbon boekan sadja seperti orang-orang ijang djadi ahliwaris karadjaän, hanja seperti orang-orang ijang terpilih oleh rahajat karadjaän ini; sedeng begitoe, kami dapet kanjataän dengen lantaran baliknja Keizer ka atas tachta, bahoewa kami telah salah menjangka. Baiknja Baginda Keizer telah dapetken kamenangan: Radja ijang tertjinta, dialah Radja jang sah.

„Itoelah betoel sekali!“ kata Morrel: „saja merasa senang oleh kerna mendenger kaoe berkata begitoe, dan saja menda-