Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 3.pdf/75

Halaman ini tervalidasi

— 197 —

kaloe ija menerima kebaikannja orang, tida loepoet ija merasa ingin aken membalas baik. Demikianlah halnja Mercedes itoe.

Dari doeloe poen nona Mercedes ada berlakoe dan ada berhati seperti sobat pada Fernand itoe; sekarang ini persobatannja itoe ada bertambah dengen perasaän baroe, jaitoelah perasaännja hati ijang telah menerima kebaikan orang.

„Soedara!" kata nona itoe pada Fernand di waktoe lelaki ini maoe berangkat: „djangan kasih dirimoe diboenoeh orang, soepaja akoe tida djadi sendirian sadja di doenia ini, di mana akoe nanti menangis dan merasa kasoenjian, kaloe kaoe meninggal."

Ini omongan, ijang dikataken pada waktoe maoe berpisah, ada membri harepan besar pada Fernand, ijang sekarang merasa di dalem hatinja, bahoewa kaloe sadja Dantes tida dateng kombali, brangkali djoega ija (Fernand) nanti boleh dapetken itoe Nona.

Sering kali Mercedes itoe menangis, dan sering djoega ija berdiri diam di atas boekit, selakoe orang ijang gila, dan memandang ka Marseille dengen berdjemoer di sinarnja mata-hari; tempo-tempo ija berdiri atas batoe-karang dia pinggir laoet, sambil menanja pada dirinja sendiri, apa tida lebih baik memboewang dirinja sadja soepaja djadi mati di ajer, dari pada tinggal idoep dengen menanggoeng ka- doekaän setiap hari.

Kaloe Mercedes tida teroes memboewang diri; itoelah boekan dari sebab merasa takoet padakamatian, hanja sebab terlarang oleh agama[1].


  1. Oleh agama Mesehi orang manoesia ada diwadjibken