Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 5.pdf/37

Halaman ini tervalidasi

— 285 —

„Mendjadi kaoe kira ijang kaoe bisa menambah perkataan-perkataan ijang tida ada itoe.”

„Akoe boekan mengira lagi, tapi akoe taoe betoel: sekarang baiklah kaoe denger doeloe hal ihwal soerat ini.”

„Diam,” berkata Dantes „akoe denger orang berdjalan.”

„Baiklah akoe poelang doeloe kakamarkoe. . . . ”

Dengen girang hati sebab ada lantaran aken memoetoesken kahendakannja Padri itoe, dan dengen goemetar menoetoep lagi lobang itoe dengen batoe.

Maka ijang dateng itoe ijalah Gouverneur ijang mendjadi kapala atas benteng itoe. Ija dateng sebab mendapet taoe dari djoeroekoentji hal penjakit Padri Faria itoe. Padri Faria menjamboet dia sambil berdoedoek, tapi dari sebab ija koewatir kaloe Gouverneur mendapet taoe ijang badannja telah loempoeh sebelah, maka seboleh-boleh ija menjemoeniken hal itoe, sebab djika diketahoei tentoelah ija dipindaken kelain kamar, sehingga terpisahlah selama-lamanja dengen Dantes. Aken tetapi beroentoenglah Gouverneur itoe tida lama olehnja mengoendjoengi dan samentara ija lihat ijang Padri Faria telah bisa berdoedoek poela dan dikiranja bahoewa penjakitnja itoe tida sebrapa brat lantas ija berangkat poela.

Dalem waktoe itoe Edmond Dantes doedoek ditempat tidoernja sambil berpikir. Ija tida habis mengarti begimana bisa djadi bahoewa seorang ijang begitoe pande dan begitoe pandjang pikiran seperti Padri Faria, mempoenjai ingatan ijang tida keroean. Akan tetapi apakah benar Padri Faria itoe koerang ingatan atawakah barangkali orang tjoema mendengarkan tjeritanja itoe, djika benar Padri Faria tergoda ingetannja, berapa besarlah hal itoe mendoekakan padanja.