Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 5.pdf/54

Halaman ini tervalidasi

— 302 —

„Kaoe lihat anakkoe," berkata ija pada Dantes „tentoelah kaoe soedah mengarti apa telah kadjadian dengen akoe."

Koetika Dantes mendenger kata Padri itoe, maka ija mendjerit kerna telaloe sedih hatinja dan ija lari kapintoe sambil bertereak minta toeloeng. Aken tetapi dengen mengoeatkan dirinja, Padri Faria memegang tangannja Dantes dan berkata: „Diam kaloe kaoe tida maoe dapet tjilaka. Djanganlah kaoe perdoeli dengen kaadaankoe, hanja baiklah kaoe ingat aken dirimoe. Tambahan poela kaloe akoe mati, tentoelah sigra aken dateng lain orang ijang menempati (teks tidak terbaca) itoe boleh djadi masih moeda dan koewat sehingga ija bisa membantoe padamoe !"

„Djanganlah berkata begitoe," sahoet Dantes. „Satoe kali akoe telah bisa menjemboehken padamoe, maka ini kali djoega tentoe akoe bisa menjemboehken poela."

Setelah berkata begitoe, Dantes mengangkat kaki tempat tidoer dan diambilnja botol obat itoe ijang masih ada isinja sepertiga.

„Nah ini dia; sigralah kaoe beri taoe begimana akoe moesti berlakoe."

„Djanganlah kaoe kira ijang sekarang akoe bisa semboeh, anakkoe, pengharepanmoe sia-sia. Tetapi, maskipoen begitoe baiklah akoe toeroet kahendakanmoe."

„Memang, memang kaoe aken semboeh poela dengen obat ini," berkata Dantes dengen girang.

„Baiklah kaoe tjoba; akoe telah merasa dingin, darah koe soedah naik ka kapala. Lagi lima menit aken datenglah penjerangan ijang sangat itoe dan lagi seperampat djam akoe soedah djadi mait."

„Ia Allah," berkata Dantes dengen soewara ijang amat