Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 7.pdf/41

Halaman ini tervalidasi

— 409 —

pada Caderousse: „Segala hal ijang kaoe telah tjeritaken itoe, ada dengen sebenarnja, ja? Saja boleh pertjaja itoe dengen soenggoeh, boekan?"

Caderousse lantas bersoempah demi kaslamatan diri sendiri. bahoewa apa ijang ija telah tjerita ada dengen sebenarnja.

„Baik," kata poela itoe Pendita: „dan biarlah oewang ijang kaoe nanti dapet dari pendjoewalan intan itoe, nanti djadi berkah atas dirimoe. Slamat tinggal! saja berangkat pergi ka pertapaänkoe, terpisah dari akoe ijang menjoesahi begitoe banjak padamoe."

Sedeng Caderousse membilang riboe-riboe trima kasih, Pendita itoe djalan ka loewar roemah, laloe berkandaran pergi.

Tempo Caderousse berbalik, ija dapet lihat istrinja ijang poetjat dan bergoemetar.

„Apa saja soedah tida salah denger ?" kata istri itoe. „bahoewa itoe intan besar dibriken pada kita sendiri sadja, sedeng ija misti terbagi tiga?"

- „Ja." sahoet Caderousse. „Kaoe tida salah denger; kerna inilah dia intan itoe."

Si istri pandang intan itoe sekoetika lamanja, laloe berkata:

„Djanganlah intan ini palsoe adanja!"

Caderousse djadi poetjat dan kalihatan seperti orang ijang limboeng. Ia berkata dengan perlahan :

„Palsoe! palsoe! Mengapatah djoega orang itoe membri intan palsoe padakoe?"

„Boewat dapet taoe rasia orang dengen tida kaloewarken oewang, goblok!" sahoet si istri.

Caderousse djadi kaget dan tinggal bengong sekoetika lamanja, oleh kerna denger istrinja bilang bagitoe. Kemoedian