Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 7.pdf/67

Halaman ini tervalidasi

— 435 —

dengen lantaran omongannja itoe ada djadi kalihatan, bahoewa ija kenal baik pada laoetan Hindia. Kemoedian Penelon itoe menjahoet:

„Kita orang soedah berboeat lebih dari sebegitoe, Toewan! kerna kita goeloengken djoega lajar toepang, dan laloe adepken kapal itoe ka moeka angin. Sepoeloeh minut kemoedian, kita orang goeloengken djoega lajar-lajar pengapoeh, laloe mengambang dengen tida pake lajar.“

„Itoe kapal soedah terlaloe toewa aken diperlakoeken begitoe,“ kata orang Inggris sambil gojang kapala.

„Bener sekali!“ kata Penelon: „kerna dengen lantaran itoelah maka kapal djadi binasa. Sesoedahnja berampoel-ampoelan doewa belas djam, lamanja kapal kita djadi botjor.“―

„Penelon !“ kata Kapitein padakoe: „akoe rasa kita moelai tenggelam. Biarken akoe di kamoedi, dan pergilah kaoe ka bawah.“

„Setelah saja toeroen, saja dapetken ajer ijang tiga kaki dalemnja. Saja naik ka atas dengen triak-triak soepaja sigra orang goenaken pompa. Tapi maski kita mengompa dengen keras sekali, tetapi pertjoema sadja, kerena ada banjakan ajer ijang masoek dari pada ijang dikaloewarken. Sesoedahnja bekerdja ampat djam, saja poetoes harepan dan berkata: Ach, dari pada kita tenggelam, biarlah kita kalelap! orang poen misti mati satoe kali sadja. Tapi Kapitein lantas berkata: „Itoe betoel lakoemoemembri toeladan, Penelon!“ Kemoedian ija pergi ambil pistol, laloe dateng kombali dengen berkata: „Siapa ijang paling doeloe lepasken pompa, dialah akoe tembak kapalanja!“

„Itoe bagoes!“ kata itoe orang Inggris.