Halaman:Boekoe tjerita doeloe kala di negeri Tjiena, menjeritaken keizer Lie Sie Bien-IJoe Tee Hoe, djaman karadja'än Taij Tong Tiauw.pdf/47

Halaman ini tervalidasi

41

No. 17 Neraka „O Phei Gak” terpotong idoengnja;
No. 18 Neraka „Phing Kan Gak” lehernja tertjantelken di gantholan datjin;

„dalem 3 Neraka ini ada mengoekoem siksa pada orang-orang njang tempo hidoepnja ada berboewat kasalahan dan kadjahatan: soeka memboenoeh orang dan termelik doewitnja, dan toekang potong goeroeng memboenoeh chewan-chewan termelik ka'oentoengannja, menoesia njang berboewat ini kasalahan, ada tersiksa berat sekali, sampe seriboe tahoen tida bisa terlepas, sekalipoen minta „Boemi” dan „Langit,” tida nanti bisa toeloeng."

Keizer mendengerken secretaris poenja perbilangan, sebanjaknja hoekoeman siksa dalem Neraka tadi, boekan patoet ija poenja ngeri hati, sahingga sebentar-bentar mengangkat poendaknja, dan terasa mengkirik hoeloe badannja, ija teroes berdjalan madjoe lagi, keliatan di ping­gir djalan kanan-kiri ada satoe koempoelan, bebrapa banjak setan-setan sama berdiri bawak bendera, marika berkata: „njang ija hendak menjamboet pada Baginda Keizer" secre­taris prentah pada marika itoo, soeroe ija berlaloe dari djalanan sitoe, karna Keizer tida perloe tersamboet olehnja; Keizer bersama penganternja berdjalan lagi sampe di mana djembatan „Emas,” keliatan di sebelahnja ada lagi satoe djembatan „Perak,” di atasnja ini djembatan perak ada berdiri bebrapa orang-orang