Halaman:Bujang Piaman Jo Puti Payuang Lauik.pdf/8

Halaman ini telah diuji baca

RINGKASAN CERITA

Di nagari Simpang Ampek daerah Pasaman tinggal seorang pedagang yang berasal dari nagari Bada Mua di Pariaman yang bernama Malin Duano. Dia sudah lama tinggal di daerah ini yaitu semenjak bujang. Mula-mula datang, pekerjaannya berjualan tembakau, tetapi lama kelamaan dagangannya tambah maju dan akhirnya menjadi seorang saudagar yang kaya raya dan dermawan. Istrinya bernama Bidasari berasal dari Pariaman juga. Karena dia sudah sangat kaya, dia ingin membuat rumah gadang dan minta izin pada Raja Parik Batu Batu sebagai penguasa di daerah itu. Oleh Raja Parik Batu dia diizinkan membuat rumah gadang, tetapi tidak boleh pakai anjungan karena dia bukan asal keturunan raja. Karena Malin Duano adalah orang pendatang maka ia tunduk terhadap peraturan kerajaan Parik Batu. Oleh sebab. itu,’ dia sering mengantar padi dan kerbau dan lain-lain ké istana dan juga mendirikan musolla yang bagus dan besar. Namun demikian, kekayaannya tidaklah berkurang malah makin bertambah. Akan tetapi sayang, anaknya hanya satu orang yang bernama Bujang Piaman seorang pemuda yang tampan. Karena dia adalah anak satu-satunya maka dia sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya.

Raja Parik Batu ini juga mempuhyai seorang anak perempuan yang cantik, bernama Puti Payuang Lauik dan juga dimanja oleh kedua orang tuanya dan apa permintaannya akan selalu diberi.

Pada suatu hari Puti Payuang Lauik naik kuda Balang Candai dengan kakaknya Sutan Sari Alam dan bertemu di jalan dengan Bujang Piaman dan dua orang temannya yang semuanya naik kuda. Tiba-tiba kuda Balang Candai yang sedang ditunggang Puti Payuang Lauik terkejut dan berlari sekuat-kuatnya yang menyebabkan Puti Payuang Lauik terpelanting jatuh. Dengan cepat Bujang Piaman turun dari kudanya dan langsung menolong Puti Payuang Lauik. Selama ini mereka belum pernah bertegur sapa, tetapi sudah sering bertemu di jalan. Untunglah dalam kecelakaan itu Puti Payuang Lauik tidak mendapat cidera hanya sedikit merasa pening dan kakaknya Sutan Sari Alam merasa cemas kalau-kalau

adiknya berbahaya dan takut kena marah oleh ayahnya karena

7