Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/144

Halaman ini tervalidasi

C.C. PARTAI KOMUNIS INDONESIA.

Mendjelang seperempat abad kesatuan organisasi organisasi wanita Indonesia:

HIDUP GERAKAN WANITA INDONESIA!

Kongres Perempuan Indonesia janga pertama, jang berlangsung di Jogjakarta dari tanggal 22 sampai 25 Desember tahun 1928, adalah salah satu puntjak kesedaran berorganisasi daripada kaum wanita Indonesia. Sudah selajaknja diadakan peringatan untuk hari bersedjarah ini, apalagi pada ulang tahunnja jang ke-25, tidak hanja oleh kaum wanita Indonesia, tetapi oleh seluruh rakjat Indonesia. Kebangunan kaum wanita adalah djuga tjermin daripada kebangunan seluruh bangsa.


Oleh karena itulah, pertama-tama, saja dan seluruh kaum Komunis Indonesia menjampaikan penghargaan dan hormat jang setulus-tulusnja kepada pengambil-pengambil inisiatif untuk memperingati seperempat abad kesatuan organisasi-organisasi wanita Indonesia.


Kongres Perempuan jang pertama berhasil merumuskan berapa tuntutan jang urgen bagi kaum wanita dan anak-anak Indonesia, seperti misalnja: menentang perkawinan anak-anak, menentang kawin paksa, sjarat-sjarat pertjeraian jang menguntungkan fihak wanita, sokongan untuk djanda dan anak-anak piatu pegawai negeri, rumah sekolah untuk anak-anak, dan sebagainja. Kongres ini bertudjuan mempersatukan tjita-tjita dan usaha memadjukan wanita Indonesia dan bertudjuan menggabungkan organisasi-organisasi wanita Indonesia dalam suatu badan federasi jang demokratis dengan tiada pandang kejakinan agama, politik, kekajaan dan kedudukan dalam masjarakat.

Sifat jang luas dan demokratis dari Kongres Perempuan Indonesia jang pertama dibuktikan oleh ikutnja organisasi-organisasi Puteri Indonesia, Wanita Taman Siswa, Muhammadijah, Wanita Katholik, Serikat Islam bagian wanita, Wanito Utomo, Wanito Muljo, Jong Islammiten Bond bagian wanita, Jong Java bagian wanita dan lain-lainnja.


Tuntutan dan tudjuan Kongres Perempuan Indonesia, jang pertama, walaupun sudah dirumuskan seperempat abad jang lalu, sebagian besar belum terlaksana. Kaum wanita Indonesia sampai sekarang belum mendapatkan hak-haknja dan persatuan organisasi -organisasi kaum wanita jang dibutuhkan untuk mentjapai hak-haknja, belum sebagai jang dinginkan oleh gerakan wanita dan gerakan kemerdekaan Indonesia umumnja.


Oleh karena itu, adalah kewadjiban jang urgen dari gerakan wanita dan gerakan kemerdekaan nasional sekarang untuk meneruskan tradisi persatuan gerakan wanita jang sudah dimulai seperempat abad jang lalu, meneruskan perdjuangan untuk- hak-hak kaum ibu dan anak-anak.


Sudah mendjadi kenjataan selama berpuluh-puluh tahun bahwa gerakan wanita Indonesia adalah mendjadi bagian jang tidak dapat dipisahkan daripada keseluruhan perdjoangan nasional untuk ke merdekaan Rakjat Indonesia.

Adalah kewadjiban gerakan wanita Indonesia dan gerakan kemerdekaan nasional Rakjat Indonesia untuk melandjutkan tradisi jang baik dari gerakan wanita kita, dan bersama dengan itu membawa perdjuangan kaum wanita Indonesia ketingkat jang lebih tinggi.


Hidup gerakan wanita Indonesia!

Untuk kesedjahteraan ibu dan anak-anak!

MENGHADAPI PERINGATAN KESATUAN PERGERAKAN WANITA SEPEREMPAT ABAD.

––––––––

Tahun 1928 adalam dalam sedjarah Indonesia, karena pada tahun itulah tergalangnja kesatuan Indonesia. Dimulai dengan pernjataan Kongres Pemuda Indonesia jang menegaskan dengan satu putusan kongres, bahwa ,,Kita adalah bertanah air satu, ialah Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; berbahasa satu, bahasa Indonesia". Kemudian ternjatalah, bahwa putusan itu memang merupakan manifestasi kehendak rakjat Indonesia seluruhnja.


Dalam suasana itu berdirilah badan kesatuan „Peringatan Perempuan Indonesia" di Jogjakarta pada tgl. 22 Desember 1928. Dan dengan itu maka terdjalinlah seluruh perempuan Indonesia 1928 maka terdjalinlah seluruh perempuan Indonesia dalam satu kesatuan. Satu Kesatuan jang kemudian terus terpelihara dengan baik dalam beberapa kongres hingga pada detik akan menggeloranja semangat peringatan seperempat abad jang kita hadapi sekarang, diseluruh Indonesia.


Semangat kesatuan rakjat Indonesia pada tahun 1928 itu ternjata mendjadi djiwa perdjoangan kemerdekaan nasional kita, djiwa perdjuangan jang mengisi gerakan masa Indonesia kearah kemerdekaan.


Mudah-mudahan peringatan kesatuan wanita Indonesia seperempat abad jang berlaku diseluruh Indonesia sekarang ini dapat menggelorakan kembali semangat persatuan dikalangan seluruh rakjat Indonesia Gelora semangat persatuan jang kita perlukan sekali untuk mengatasi kesukaran jang kita hadapi pada waktu ini. Tudjuan kita sekarang ialah kesedjahteraan, untuk negara dan rakjat. Djika dahulu segala perasaan dan pikiran serta perbuatan ditudjukan kepada tertjapainja kemerdekaan, sekarang haruslah segala perasaan, pikiran dan perbuatan ditudjukan kepada kesedjahteraan negara dan rakjat. Dan disamping itu mudah-mudahan dapatlah pula perajaan seperempat abad kesatuan pergerakan wanita ini menjedarkan seluruh wanita Indonesia akan kedudukannja dalam usaha pembangunan negara sebagai „Ibu Bangsa" dan ,,Ibu Rakjat".


Djakarta, 24 Nopember 1953.

Dewan Pimpinan

Partai Nasional Indonesia (P.N.I.).

130