Jang sifat Perkumpulan itu berdasarkan sosial.
Pada saat itulah Wanita Bangsawan sedar, bahwa namun mereka hidup dialam tembok jang tebal dan tinggi, pun pula tjukup dengan hiasan-hiasan jang indah permai, dan Perhiasan-perhiasan jang gemerlapan untuk bersolek, toh mereka sedar, sedar sebagai manusia biasa, berhak pula menuntut hak-haknja, berhak pula mendjadi Warga Negara. Oleh sebab itu, wadjib pulalah mereka : mengatur, mendjaga, mengusahakan akan kebaikan kesedjahteraan, kemakmuran negaranja, Bangsanja, Negara Indonesia Bangsa Indonesia.
Maka tepat pada hari SEPEREMPAT ABAD hari Ibu ini, kami dari Perkumpulan PUTRI NARPO WANDOWO Surakarta : menjambut dengan Organisasi-organisasi Wanita lainnja tak mengingat Bangsawan maupun Djelata, tetapi sama-sama Warga Negara jang berwadjib tanggung djawab atas keselamatan dan kesedjahteraan Nusa dan Bangsanja, bersama-sama seluruh Warga Negara, terutama Kaum Wanita mempergunakan hak-hak kita jang telah kita tjapai dengan perdjuangan jang penuh penderitaan dan pengorbanan.
Sekian tjukuplah sambutan kami.
A/n Pengurus besar PUTRI NARPO WANDOWO
Surakarta.
Ketua,
Nj. G. Joedonagoro.
Sambutan Persatuan Isteri Tentara ( Persit).
SAMBUTAN SEPEREMPAT ABAD.
Seperempat abad bukan waktu jang singkat, bahkan didalam waktu seperempat abad itu, telah banjak sekali jang kita alami dan kita hadapi. Kami semua sebagai wanita perseorangan maupun sebagai anggota sesuatu organisasi ikut gembira-ria, dapat ikut-serta merajakan peringatan perdjuangan wa nita kita selama 25 tahun itu. Sebab meskipun dahulu kita belum tergabung dalam sesuatu organisasi seperti organisasi kita sekarang tetapi sedikit atau banjak kita semuanja telah berusaha untuk menjusun perdjuangan kita setjara organisasi. Jang sekarang muntjul sebagai pemimpin-pemimpin da lam berbagai badan wanita itu adalah dahulu pedjuang dan perintis djalan dalam organisasi-organisasi jang sederhana dan belum banjak anggauta anggautanja itu. Dari hasil pendidikan dan perdjuangan mereka itulah sekarang berkembanglah berbagai-bagai badan dan organisasi wanita.
Banjaknja organisasi wanita tidak mendjadi halangan dari perdjuangan kita, bahkan mengukuh. kannja. Sebab tiap-tiap organisasi jang berdiri
mempunjai kepentingan-kepentingan chusus jang tersendiri sebagai golongan tetapi dalam menghadapi kepentingan umum organisasi -organisasi itu
tidak ada jang bersifat konkurensi, bahkan bekerdja-sama dengan rasa persatuan dan persaudaraan jang kuat dan saling mengerti.
Kami dari Persit tidak ketinggalan pula menjatakan kegembiraan kami, dan meskipun umur organisasi kami belum setua badan-badan lain, tetapi kami telah ikut-serta merasakan bagaimana kerdjsama dengan saudara-saudara kami dari bermatjam-matjam organisasi.
Dan ini adalah jang penting sekali. kami isteri tentara menjusun organisasi bukanlah sekali -kali untuk menjendini dan tidak mau terdjun dalam
masjarakat umum. Bahkan karena kami sebagai isteri tentara mempunjai kepentingan-kepentingan kami dan nasib kami jang lain dari pada isteri
isteri pada umumnja. Tetapi mengenai hal-hal diluar kepentingan chusus itu kamipun tak segan-segan ikut-serta selangkah dengan organisasi wanita
lainnja, bahkan kamipun mempersilakan anggauta-anggauta kami sebagai wanita dan sebagai warga negara jang bebas memasuki perkumpulan-perkumpulan jang mereka sukai atau sesuai dengan tjita-tjita mereka. Demikianlah maka banjak anggauta kami jang mendjadi anggauta perkumpulan-perkumpulan agama, Perwari, vakbon (mereka jang bekerdja) , kesenian, dan lain sebagainja. Bahkan kami jakin, bahwasanja sebelum kami mendjadi isteri tentara, kamipun tak ketinggalan dalam perdjuangan wanita sedjak masa pendjadjahan hing
ga sekarang. Karena itu tak boleh tidak kami bergembira pula dapat beramai-ramai ikut merajakan peringatan ini.
Menurut pandangan kami, maka kita sekarang baru dalam pertengahan djalan dari pada tjita-tjita wanita jang dinjatakan oleh kaum pergerakan wanita seperempat abad jang lampau. Dalam hal politik dapat kita katakan telah tertjapai tjita-tjita kita, ialah kita wanita sekarang telah mendapat hak dan kedudukan jang sama dengan kaum laki-laki, dan ini bukan hanja dalam pertjakapan sadja, bahkan terbukti dalam susunan masjarakat kita.
Bukankah kaum wanita sekarang telah menduduki segala tempat didalam masjarakat, dan mengambil bagian-bagian jang tak kurang pentingnja dari kaum laki-laki, baik dalam susunan Pemerintahan maupun dalam lapangan sosial.
Tetapi masih harus kita akui bahwa tjita-tjita emansipasi kita belum seluruhnja tertjapai. Sebab masih sebahagian besar dari pada kaum kami masih djauh ketinggalan dari pada kemadjuan seperti jang telah kita tjapai sekarang ini. Dan sebahagian besar jang belum madju itu jang masih harus kita perhatikan betul-betul dan harus kita perd'juangkan selandjutnja dengan segala usaha.
Tidaklah boleh kita lupakan kaum wanita adalah pendukung achlak masjarakat. Ditangan wanitalah tergantung tjorak masjarakat itu, dan karena kaum wanita harus mendjadi Ibu Sedjati dalam arti kata jang setulus-tulusnja. Meskipun telah tinggi terbang kita, tidaklah boleh kita mengabaikan kewadjiban kita jang terutama ialah mendjadi Ibu Sedjati jang sewadjarnja. Dan disamping kita sekarang memperdjuangkan kepentingan-kepentingan kita sebagai wanita dalam masjarakat, tentang undang-undang perkawinan, hak waris, dan
sebagainja, terutama kita harus bertindak untuk menginsjafkan sebagian besar dari kaum wanita kita jang belum sadar, agar mereka dan kita djuga
dapat mendjadi Ibu.jang dapat membentuk masjarakat baru dengan sifat-sifat baru, jang tidak lagi berbekas karat-karat kolonialisme.
141