Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/223

Halaman ini tervalidasi

x-small

Tjut Nja Din, istri Teuku Umar. Pedjuang Wanita dari Atjeh.


1. WANITA DAN PERDJUANGAN.

Tudjuan umum bagi pergerakan wanita jang dimulai pada zaman pendjadjahan Belanda adalah memperbaiki nasib kaum wanita, terutama sebagai isteri, sebagai ibu dan sebagai anggauta Masjarakat. Djalan jang ditempuh untuk mentjapai perbaikan nasib ini ialah dengan djalan : mentjapai persamaan hak antara laki-laki dan wanita, baik didalam hukum maupun didalam praktek dengan antara lain melalui terutama persamaan kesempatan pendidikan.


Setelah djalan itu ditempuh, maka perdjoangan diteruskan kearah perdjoangan kebangsaan bersama-sama dengan kaum prija jang nanti akan mentjapai klimaksnja dalam waktu Revolusi melawan Belanda. Hingga sekarang sifat dari perdjoangan wanita Indonesia ini tidak hanja untuk mengisi kemerdekaannja jang telah ditjapai sekarang dan persamaan haknja, tetapi djuga bersamasama dengan kaum prija ikut memikul beban tanggung-djawab terhadap kesedjahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.


Dalam hal ini akan disadjikan disini bermatjam fragmen perdjuangan jang terdapat di Indonesia ini dari berbagai-bagai daerah dan dari saat-saat jang berlain-lainan. Maksudnja ialah untuk memberikan gambaran, bahwa kaum wanita merupakan unsur-unsur jang memberi dorongan jang hebat pula didalam perdjuangan bangsa Indonesia umumnja, dan diberbagai-bagai daerah chususnja.

Perdjuangan ini kebanjakan mentjetuskan hasrat berorganisasi dan bergerak ; maka dari itu akan terlihat disini, bahwa kebanjakan dari fragmen-fragmen tadi melukiskan riwajat berdirinja sesuatu organisasi kewanitaan.

Demikianlah gambaran-gambaran tadi dilukiskan disini sesuai dengan laporan-laporan jang masuk.

Demikianlah maka berdiri beberapa matjam organisasi wanita, jang dalam Anggaran Dasar serta anggaran tetangganja berlain-lainan, akan tetapi jang dalam hakekatnja bersamaan, ialah berdjuang, untuk mentjapai persamaan hak, untuk menghilangkan belenggu-belenggu dan tindasantindasan jang menimpa dirinja kaum wanita.

Berdirinja badan federasi P.P.P.I. pada tanggal 22 Desember 1928, jang memuat berbagai-bagai organisasi wanita, adalah berdjiwa demikian. Dengan adanja badan federasi ini, memang menambah kemadjuan gerakan wanita pada umumnja, terutama dalam usaha-usaha untuk meninggikan deradjat kaum wanita dan untuk mentjapai hakhak bagi kaum wanita. Dalam perdjuangannja untuk mendapat hak pilih, telah pernah berhasil dengan duduknja anggota wanita bangsa Indonesia dalam Gemeente-raad, misalnja Nj . Sunarjo Mangunpuspito, Nj . Soedirman, dan sebagainja.

Disamping organisasi-organisasi wanita jang telah tergabung dalam P.P.I.I. , masih ada organisasi-organisasi wanita jang belum tergabung dalam P.P.I.I. Adapun sebabnja bermatjam-matjam. Ada


R. Dewi Sartikah. Pelopor Pendidikan Putri Pasundan.