Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/227

Halaman ini tervalidasi

 Kemudian Gerpi membentuk tjabang-tjabangnja diberbagai pelosok, antaranja di Tandjungkarang, Telukbetung, Menggala, Kotabumi, Sukadana, Pringsewu, Metro, Kalianda, Kotaagung dan Krue.
 Semua tjabang diharuskan mengadakan kontak dengan Pemerintah sipil, militer setempat dan semua organisasi-organisasi lainnja dan menjediakan tenaga untuk membantu Pemerintah dalam segala lapangan.
 Pakaian untuk romusja, untuk pradjurit, semua diserahkan pada Gerpi. Pun didapur umum tiap hari anggauta Gerpi bergiliran menjumbangkan tenaganja.
 P.M.I. bagian puteri jang mempeladjari dan mengadakan latihan-latihan pertolongan pertama dalam ketjelakaan jang dipimpin oleh Dr. Badrul Munir seluruhnja terdiri dari anggauta-anggauta Gerpi. Mengadakan kursus-kursus mendjahit, memasak dan dimulai dengan pemberantasan buta huruf.
 Djuga mengadakan fancy fair jang mana hasilnja pertama kali seluruhnja 100% diserahkan pada D.P.R. Lampung dan kedua kalinja 50% untuk D.P.R. Lampung dan 50 % untuk P.M.I. tjabang Lampung.
 Berhubung pada waktu itu belum ada sekolah menengah untuk melandjutkan peladjaran anak-anak kita, maka Partai Buruh Indonesia (P.B.I.) mengadakan udjian masuk untuk sekolah menengah S.M.P. Duduk dalam panitia udjian adalah Saudara M. I. Tjindarbumi.
 Melihat hasil-hasil jang sangat mengetjewakan, terbitlah keinginan untuk menampung puteri-puteri jang tak lulus dalam udjian tersebut. Pada tanggal 1 April 1946 dibukalah dikota Tandjung karang sebuah S.M.P. dari P.B.I. jang dipimpin oleh Saudara Munzil Aswar.
 Pengurus Pusat dari Gerpi mengadakan rapat untuk merentjanakan pembukaan sebuah sekolah untuk menampung puteri-puteri jang tak lulus dalam udjian masuk S.M.P.
 Dengan mendapat bantuan dari Pemerintah sipil, militer dan lain-lain dan dengan kegiatan pengurus maka pada tanggal 1 Mei telah dapat di buka sebuah S.K.P. jang untuk sementara waktu menumpang di Gedung jang dipakai oleh S.M.P. Mula-mula dibuka dua kelas dengan kira-kira 60 orang murid.
 Berkat perdjoangan pengurus, oleh Residen Lampung diserahkan kepada Gerpi sebuah gedung bekas gedung D.P.R. jang sangat besar dan sangat bagus milik Internatio untuk dipakai sebagai sekolah.
 Berhubung sebuah S.K.P. sangat banjak membutuhkan alat- alat dan Gerpi tak mempunjai tjukup uang kas untuk menutup kebutuhan itu maka diadakan kontak dengan pimpinan militer supaja pekerdjaan sebagai mendjahit dan memasak diserahkan pada Gerpi dan sebagai penghargaan djasa diberikan Gerpi bahan-bahan untuk sekolah. Dengan demikian sekolah tadi dapat berdjalan dengan lantjar. Djuga diadakan sandiwara dan fancy fair untuk S.M.P. dan S.K.P.

 Disamping sekolah djuga diadakan kepanduan. Dalam penjambutan terhadap rombongan tamu-tamu agung jang datang dari Djawa, Gerpi tak pula ketinggalan membantu dalam segala lapangan, seperti masak, lajanan, kesenian dan lain-lain. Demikian pula bantuan-bantuan jang besar telah diberikan pada waktu terdjadi pertempuran-pertempuran dengan Belanda di Palembang, Baturadja dan tempat-tempat lain.
 Kemudian Gerpi dilebur P.P.I. pada tahun 1948.

 Kalimantan .
 Pada tanggal 17 Desember 1946 Persatuan Wanita Indonesia (Perwani) didirikan di Kalimantan jang berpedoman besar di Bandjarmasin, diketuai oleh Nj . N. Djohansjah.
 Dengan terbentuknja Pedoman Besar Perwani ini lalu mendapat sambutan dari wanita-wanita di daerah-daerah di Kalimantan, terbukti dengan berdirinja tjabang-tjabang Perwani didaerah Bandjarmasin dan Hulu Sungai.
 Pada tanggal 16 sampai 18 Djuni 1947 pedoman besar Perwani mempelopori konperensi Wanita seluruh Kalimantan. Dalam konperensi tresebut di ambil beberapa keputusan, jaitu :

  1. Membentuk panitia Kongres Wanita Kalimantan jang direntjanakan akan diadakan awal tahun 1958.
  2. Mengirimkan delegasi wanita ketanah Merdeka.
  3. Menjokong permohonan P.K.P.I. agar di Kalimantan diadakan Kursus Dukun Beranak.
  4. Mendesak kepada tiap-tiap partai dan perkumpulan agar para isteri dan puteri dari anggota partai dan perkumpulan suka mendjadi anggota, setidak-tidaknja memasuki suatu persatuan wanita.
  5. Berusaha memberantas kawin paksa dan perkawinan dibawah umur.
  6. Berusaha memberantas fakir miskin.
  7. Berusaha mengurangi pelatjuran (memperbaiki kaum perempuan jang tersesat hidupnja).
  8. Mengusahakan berdirinja Sekolah Pendidikan Puteri bagian Rendah dan Menengah.

 Konperensi ini disambung oleh konperensi Perwani jaitu tanggal 19 sampai 20 Djuni 1947 jang dihadiri oleh 7 tjabang, konperensi ini mengambil beberapa keputusan diantaranja menerima segala keputusan konperensi wanita seluruh Kalimantan dilaksanakan oleh Perwani, karena organisasi wanita lain pada masa itu belum ada, jang menghadiri konperensi hanja merupakan panitia setempat.
 Lain dari pada itu diputuskan memperkuat organisasi kedalam.
 Keputusan-keputusan konperensi wanita pertama jang diserahkan kepada Perwani sebahagian dapat dilaksanakan berkat kerdja sama dengan beberapa partai dan pemerintah umpamanja:

 Mengumpulkan anak-anak fakir miskin, kerdja sama dengan Badan Sosial S.K.I. jang sampai sekarang masih ada, jaitu Rumah Jatim jang ada di Belitung.

211