- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kedua organisasi jang belakangan tadi, P.P.I. dan P.P.P.I., mengambil tugas jang sama dengan Perwani. Sebab jang urgent dikerdjakan untuk saat
tersebut, memang jang demikian itulah. Dan karena P.P.I. dan P.P.P.I. ini anggautanja para pemudi, maka kedua organisasi tersebut mendapat status
sebagai bagian bawah dari Perwani, jang anggauta.anggautanja banjak para wanita dan ibu-ibu. Pun kedua organisasi tadi, mengakui adanja pimpinan dari Perwani.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]C. Semua melalui prosesnja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Perdjuangan Republik Indonesia dengan rakjatnja madju terus. Dengan sendirinja ia membawa prosesnja, perkembangan-perkembangannja dengan
segala konsekwensi-konsekwensinja. Konsekwensi daripada masjarakat jang sedang dinamis bergolak. Tidak sadja ia mengenai perdjuangan Republik
Indonesia sebagai negara baru, jang semakin hari semakin njata bentuk-tjoraknja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tetapi pun organisasi-organisasi rakjat, mengikuti proses-perkembangan tersebut. Ia berdjalan mentjari bentuk-bentuk dan isinja jang njata.
Jang sesuai dengan pribaki, bahan, dan faktor faktor, jang berada dalam tubuh organisasi itu sendiri dan masjarakat jang menudju kepada susunan
baru. Proses itu kita saksikan pada:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Perwani. Kemudian ia berfusi dengan organisasi organisasi di Daerah lainnja, seperti Wani (Wanita Negara) di Djakarta. Dalam kongresnja di Klaten tahun 1945 mendjadi Perwari (Persatuan Wanita Republik Indonesia), dengan Ketua Pusatnja jang pertama Nj. Sri Mangunsarkoro. Selandjutnja
proses Perwari ini terdjalin pula dengan Persatuan Perdjuangan, jang menjebabkan djatuhnja pimpinan Nj. Sri Mangunsarkoro dalam kongresnja
darurat di Djokja tahun 1946, dan diganti oleh Nj. Surat dari Djawa Timur (Malang).
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]P.P.I. (Persatuan Pemudi Indonesia), kemudian dalam prosesnja berubah mendjadi Pemuda Puteri Indonesia.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]P.P.P.I. (Persatuan Pegawai Puteri Indonesia), ini mempunjai proses jang pandjang dan djalin mendjalin.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kesadaran baru jang timbul ketika itu ialah pengertian, bahwa istilah „pegawai/pekerdja”, itu identiek dengan istilah „buruh”. Sebab sama-sama
tenaga jang menerima upah, hanja ada perbedaan funksinja dalam negara. Pengertian ini achirnja menimbulkan pikiran bahwa : organisasi sematjam
P.P.P.I. semestinja, menghubungkan diri dengan organisasi jang setjorak, ialah organisasi buruh. Dirasa aneh bahwa suatu organisasi jang bertjorak
„buruh", mendjadi bagian-bawah daripada suatu organisasi wanita jang bertjorak „umum". Dan organisasi buruh jang waktu itu ada ialah B.B.I.
(Barisan Buruh Indonesia) jang berpusat di Ke diri, dan dipimpin oleh saudara Sjamsu Harya Udaya.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Maka oleh P.P.P.I. diadakanlah hubungandengan B.B.I. Dan terdapatlah ketjotjokan sehing-
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tetapi kesalah-fahaman itu segera lenjap, setelah terdjadinja kongres tersebut. Karena dalam kongres itu ditentukan pula tentang status B.B.W. dalam lingkungan perdjuangan buruh seluruhnja. Kongres itu dilangsungkan di Kediri pada tahun 1946, dan dipimpin oleh Nj. Sutiah Surjohadi. Dalam
kongres B.B.W. itu ada 3 orang tokoh pergerakan jang memberikan perasarannja ialah: Nj. S.K. Trimury, Nj. Mr. Maria Ullfah Santoso, dan
Sdr. Sjamsu Harya Udaya Ketua Pusat B.B.I./P.B.I. (Barisan Buruh Indonesia/Partai Buruh Indonesia) . Prasaran dari Nj. Mr. Maria Ullfah
Santoso dibatjakan tatkala itu oleh Nn. Setiati (sekarang Nj. Setiati Surastro), sebab sdr. Nj. Mr. Maria Ullfah sendiri tidak menghadliri kongres tersebut.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dari ketiga matjam prasaran itu, didapatlah bahan-bahan untuk mengolah kelangsungan dari B.B.W. Dan dalam kongres jang 3 hari lamanja itu,
didapatlah ketentuan mengenai kedudukan B.B.W. dalam lingkungan perdjuangan buruh. Ialah sebagai lapangan untuk mendidik kader-kader buruh
wanita" dan merupakan nicht/zusterorganisasi dari B.B.I./P.B.I. (Partai Buruh Indonesia). Ia mendjadi suatu ,,politieke kweekbed" bagi kader-kader buruh wanita.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan konsekwensi daripada ketentuan tersebut ialah: tokoh-tokoh dalam B.B.W. semula, tenaga tenaga potensinja, ditarik duduk dalam pusat
B.B.I./P.B.I., sebagai wakil dari B.B.W. Adapun mereka itu ialah : Nj. S. K. Trimurty, Nj. Sutiah Surjohadi, Nj. Siti Kalimah, Nj. Umi Sardjono, Nj. Suwarti (waktu itu masih nona), dan penulis ini sendiri.
Ada di K.N.I. Pusat di Djakarta, aliran buruh ini diwakili oleh ketika itu Nn. Susilowati (sekarang Nj. Susilowati Riekerk).
Kesimpulan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Proses organisasi jang semula ketjil seperti P.P.P.I. itu tidak hanja berhenti mendjadi B.B.W. sadja, jang mendjadi zuster/nichtorganisasi dari
225
mendapat izin dari Djepang. Maksudnja ialah untuk memperdjuangkan nasib para pegawai wanita. Suatu tudjuan jang progresip diketika itu. Dan setelah Proklamasi, organisasi tersebut dilan djutkan. |
ga P.P.P.İ. diakui sebagai bagian dari B.B.I. sedang nama P.P.P.I. lalu dirubah mendjadi B.B.W. (Barisan Buruh Wanita). B.B.W. mengalami perkembangannja jang tjepat. Dalam waktu jang singkat sadja, ia telah mempunjai 17 tjabang di seluruh Djawa. Lalu terpikirlah untuk mengada kan kongres, guna menetapkan Pusat Pimpinan. Sebab selama itu antara satu dengan lainnja tjabang belum ada hubungan organisatoris, namun
telah terasakan adanja hubungan „idiologies", meskipun belum begitu konkrit. Dan semakin dirasa pentingnja segera diadakan kongres itu ialah,
adanja salah-faham dari pihak sementara tokoh tokoh buruh laki-laki, jang menganggap berdirinja B.B.W. itu sebagai sikap memetjah-belah" perdjuangan buruh. Sektarisme. |