Aldjazair dan pemboman-pemboman di Tunisia, jang mana telah menimbulkan sedikit ketegangan dalam rapat, maka delegasi Indonesia, jang paginja mengetahui rapat pleno itu, dalam steering committee meeting mengemukakan, supaja konperensi mengadakan pernjataan mengenai kolonialisme pada umumnja, berhubung dengan tugas-tugas wanita. (Usul delegasi Indonesia: "Women and mothers need peace and freedom for the carrying out of their welfare program for the benefit of their peoples in general and the women and children in particular. Colonialism endangers peace and freedom. Because of this the women of Asia and Africa must give their contribution and cooperation to bring the evil colonialism to an end").
Pendapat ini ditentang oleh Ceylon, Burma, India dan Pakistan oleh karena dianggap bersifat politik. Indonesia menerangkan, bahwa sebetulnja Tunisia sudah mau mengemukakan resolusinja mengenai Aldjazair pada siang tadi. Tetapi dapat ditjegah atas permintaan Indonesia. Karena itu Indonesia mengemukakan, diadakannja pernjataan jang bersifat umum. Akan tetapi 4 sponsoring organisations dalam steering Committee itu tetap tidak dapat menjetudjuinja.
V. Tanggal 18/2-1958 malam harinja, kedutaan Republik Indonesia mengadakan resepsi ditempat kediaman duta (Sdr. Musa). Dalam resepsi ini, salah seorang anggota delegasi Indonesia melapor kan kepada ketua delegasinja, bahwa dia didatangi oleh salah seorang dari delegasi Afghanistan jang menjatakan bahwa beberapa negara telah menandatangani surat pernjataan jang berisi resolusi mengenai Aldjazair.
Indonesia diminta untuk ikut menandatangani. Menurut jang dilaporkan, resolusi itu akan diadakan diluar konperensi, karena dalam konperensi tidak mungkin diadakan resolusi bersama oleh karena sudah mendjadi keputusan. Wakil-wakil jang bersedia menandatangani konperensi itu ialah:
Afghanistan, Tunisia, Vietnam (Utara), Republik Rakjat Tiongkok, Mongolia, Mesir dan Indonesia sedang ditanja.
Ketua delegasi Indonesia menjampaikan kabar jang penting ini kepada ketua delegasi India, Pakistan dan Ceylon. Waktu itu Burma tidak ada.
VI. Tanggal 19/2-1958 hari Rebo, tidak ada rapat dan sidang.
VII. Tanggal 20/2-1958 hari Kemis, kurang lebih djam 11.30 siang diadakan rapat antara semua ketua-ketua delegasi. Dari 18 negara, jang tidak hadir Tunisia dan Mesir. (Tunisia mulai pagi tidak datang kerapat, dan Mesir baru keluar). Jang memimpin rapat Nj. Laksmi Menon dari India. Dia menerangkan lagi, bahwa konperensi ini sifatnja non politik. Tapi tidak berarti, bahwa kita tidak menentang kolonialisme. Akan tetapi perdjoangan menentang kolonialisme ini harus dilakukan dalam bidang lain, tidak dalam konperensi ini. Perdjoangan menentang kolonialisme sudah diperdjoangkan oleh Pemerintah masing-masing (Indonesia minta supaja Tunisia dan Mesir hadir dalam rapat ini, akan tetapi mereka ditjari tidak ketemu). Nj. Laksmi Menon mendengar desas-desus tentang akan diadakannja resolusi diluar konperensi ini. Oleh Indonesia diterangkan, bahwa itu bukan desas-desus, akan tetapi sungguh-sungguh. Dan diantara sponsoring organisations jang sudah didatangi, ialah:
Indonesia dan Burma. Karena itu untuk mendjaga kerdja sama dan persatuan, Indonesia sekali lagi minta perhatian dari semua ketua-ketua delegasi.
Kemudian diambil djalan tengah, jaitu:
bahwa semua pidato-pidato dari ketua-ketua delegasi akan ditjetak selengkapnja dalam laporan konperensi. Usul ini disetudjui oleh wakil Tiongkok dan delegasi lain-lainnja. Indonesia bersedia memberitahu kepada Tunisia dan Mesir mengenai sikap bersama ini.
VIII. Tanggal 21 /2-1958, hari Djum'at djam 4 sore, diadakan rapat steering committee lagi. Dalam rapat ini Indonesia memberi tahu, bahwa Tunisia dan Mesir telah menerima putusan-putusan rapat delegasi tanggal 20. Dalam rapat tanggal 21 ini hanja dirundingkan tjara menjusun laporan tiap-tiap hari, jaitu:
- Rapat pagi, dimana pidato-pidato pembukaan dari ketua-ketua delegasi akan dimuat lengkap. Djuga persoalan jang dikemukakan oleh berbagai delegasi.
- Rapat sore, diskusi-diskusi diambil sari-sarinja sadja dan achirnja diambil kesimpulan (findings).
IX. Tanggal 22/2-1958 hari Saptu djam 2.30 rapat steering committee lagi. Disini dibitjarakan laporan-laporan jang telah masuk, jaitu: Education, Health, Women and Citizenship, Labour dan Promoting Contacts. Sedang mengenai Slavery belum selesai.
288