Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/85

Halaman ini tervalidasi

Salah suatu usaha jang permanen dapat diputuskan pula berdirinja „Jajasan hari Ibu” jang berkedudukan di Jogjakarta dengan Bapak Kepala Negara kita Bung Karno sebagai pelindung. Jajasan inilah jang diberi tugas guna melaksanakan keinginan dan kehendak Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, agar wanita benar-benar dapat menduduki fungsinja sebagai „Ibu Masjarakat”, Ibu Bangsa jang adil dan sedjahtera serta bahagia.

Saudara-saudara hadirin jang saja muliakan!

Adapun usaha jang pertama didjalankan oleh „Jajasan hari Ibu” ini ialah melaksanakan keputusan kongres Kongres Wanita Indonesia di Bandung tersebut diatas: pada peringatan Seperempat Abad Kongres Wanita Indonesia ini dimulai dengan mendirikan „Gedung Persatuan Wanita” sebagai monumen atau lambang persatuan Wanita jang sungguh sangat penting artinja. Pembangunan gedung tersebut akan diselenggarakan oleh Jajasan Guna Dharma jang diketuai oleh Paduka Sri Sultan Hamengkubuwono ke-IX.

Jogjakarta, jang mendjadi tempat pelopornja Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia mendapat kehormatan, dalam Madjelis Permusjawaratan Wanita Indonesia diputuskan untuk mendjadi tempat kedudukan „Jajasan hari Ibu” dengan Gedung Persatuan Wanitanja. Dan kini Alchamdulillah, pada detik peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia jang bersedjarah ini saudara-saudara sekalian dapat menjaksikan perletakan batu pertama, jang akan dilakukan oleh Ibu Sukonto nanti sebagai ketua pertama dari Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Pun djuga akan diberi kesempatan pula ini nanti kepada wanita-wanita „Sarinah” untuk mentjangkul disekitarnja, supaja dengan demikian ada tertanam rasa, bahwa Gedung jang bersedjarah ini benar-benar didirikan oleh seluruh Wanita dari segala lapisan dan golongan dan memang akan dipergunakan untuk kepentingan mereka pula.

Mudah-mudahan Tuhan Jang Esa mentjurahkan rachmat dan pertolongan Nja, sehingga Gedung Persatuan Wanita ini segera dapat selesai dibangun dan dapat dipergunakan sebagai tempat berteduh wanita didalam kehidupan dan penghidupan jang serba berat tetapi sangat utama ini.


Sebagai monumen mudah-mudahan gedung tersebut dapat mendjadi sumber inspirasi dan keku atan perdjoangan Wanita, untuk mewudjudkan perikemanusiaan dalam hidup bangsa Indonesia pada umumnja dan Wanita Indonesia pada chususnja. Karena itu dapatlah kiranja dalam usaha tersebut disini kami mengharap bantuan dan sokongan jang sebesar-besarnja kepada Masjarakat Indonesia seluruhnja.

Kemudian dengan ini kami serahkan pimpinan kepada Ketua Dewan Pengawas Hari Ibu untuk memimpin upatjara perletakan batu pertama Gedung Persatuan Wanita ini sehingga selesai.

Terima kasih.

Kemudian P.M. Mr Ali Sastroamidjojo memberi sambutan atas nama diri Presiden dan Pemerintah Pusat. Beliau antara lain berkata, bahwa beliau mempunjai minat besar sekali atas nama Pemerintah serta pribadi Presiden jang berhalangan hadir, untuk mengutjapkan selamat pada upatjara perletakan batu pertama Gedung Ibu itu. Sambil tertawa beliau mengatakan djuga, bahwa kaum prija jang hadir adalah dua kali lebih banjak dari pada djumlah tamu wanita. Diandjurkan supaja usaha wanita selalu diselenggarakan oleh kaum wanita djuga dengan giat serta organisatoris, pun djuga dengan tata tertib jang baik.

Didalam sambutannja beliau djuga mengatakan, hendaknja dikemudian hari perletakan batu jang terachir djuga diselenggarakan oleh kaum wanita.

Dalam hubungan utjapannja, Mr. Ali mensitir utjapan Bung Karno, sebagai berikut: didalam usaha itu, hendaknja kaum wanita sebagai sajap kiri burung elang radjawali jang membumbung diangkasa raya sedang kaum prija sebagai sajap kanannja. Hal ini perlu diinsjafi oleh kita semua. Revolusi nasional takkan dapat diselesaikan oleh satu pihak sadja, tanpa kerdja sama jang erat baik diantara kedua pihak.

Diandjurkan pula oleh Perdana Menteri, agar gedung itu djangan didirikan di Jogja sadja, melainkan hendaknja djuga disegala pelosok, dan gedung jang di Jogja mendjadi induk gedung pergerakan wanita.

Sri Sultan Hamengku Buwono dalam kata sambutan beliau antara lain mengatakan, bahwa tiap

Upatjara perletakan batu pertama: 22-12-'53 di Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono selaku Ketua Jajasan Guna Dharma jang akan melaksanakan pendirian Gedung Persatuan Wanita itu mengutjapkan sambutannja dengan sangat gembira dan penuh pengharapan.