telah diisi oleh kaum Wanita dan Panityanja jang diketuai oleh Nj. Saleh Achmad dengan atjara-atjara jang tjukup meriah dan berkesan. Tanggal 17 Desember 1953, dimulai dengan pendjualan bunga dan pertandingan bulutangkis berturut-turut selama tiga hari. Tanggal 19 Desember 1953 mulai djam 18.00 w.s. diadakan Pameran keradjinan dan pantjingan untuk kanak-kanak serta pendjualan kuwe/minuman. Seterusnja pada tanggal 20 Desember 1953 beberapa ibu mengundjungi rumah sakit Tambang Timah Bangka, untuk sekedar menghibur para pasien dengan buah tangan kuwe-kuwe, sedangkan sore harinja mengundjungi Ibu-ibu jang telah tua dan miskin, untuk sekedar memberi hadiah hiburan berupa kain dan badju. Djuga sore hari itu djuga diadakan pawai jang diikuti oleh para Pandu Puteri, Djuru rawat dan Ibu-ibu mengelilingi kota. Sedangkan malam harinja, diadakan penerangan dari dua orang pegawai wanita Djapen, chusus untuk kaum wanita sekitar pemilihan umum, dimana malam tjeramah itu diachiri dengan pertundjukan lelutjon (sandiwara) dari para Pegawai Penerangan. Malam hari tanggal 21 Desember, diselenggarakan malam gembira dengan pertundjukan pakaian dari beberapa daerah Indonesia, diselingi dengan Tari dan njanji dolanan. (Djawa). Achirnja pada tanggal 22 Desember 1953 diadakan rapat umum, seterusnja pada malam harinja diadakan Sandiwara dengan tjerita „Kunanti di Jogja" oleh pemudi-pemudi anggauta P.P.I. Perlu didjelaskan, bahwa penjelenggaraan perajaan kurang memuaskan, karena selain suasana berkabung atas meninggalnja Wakil Residen (M. Said), pada tanggal 2 Desember, djuga pada waktu-waktu itu bersamaan dengan Pekan Olah Raga Peladjar Bangka dan banjak tenaga-tenaga pengadjar wanita jang sedang mengikuti latihan pendidikan djasmani. Achirnja dari fihak Panitya akan mengusahakan terbentuknja suatu Panitya tetap, atau setidak-tidaknja setahun sekali disusun, dimana bertugas untuk menjelenggarakan persiapan dan lain-lain dalam peringatan-peringatan atau perajaan-perajaan. 20. TANDJUNG PANDAN. Kami pertjaja, bahwa hampir semua dari kita kenal akan Tg. Pandan, ibukota Kab. Belitung pulau timah pertama di Indonesia ini. Tetapi kali ini kita menindjau Belitung untuk memaparkan sekitar peringatan Seperempat Abad Pergerakan Wanita Indonesia. Panitya jang diketuai oleh Nj. H. Thalib ini, selain organisasi wanita djuga perseorangan ikut serta memperkuat Panitya. Semendjak 18 Desember 1953 telah dimulai atjara pertandingan-pertandingan olah raga chusus untuk wanita jang berlangsung hingga 22 Desember 1953. Selandjutnja tanggal 20 Desember 1953 diadakan pawai Ibu dan pada 22 Desember 1953 petang hari rapat umum. Sebagai rangkaian terachir dalam peringatan ini, pada malam harinja setelah rapat umum, diselenggarakan suatu malam resepsi dan malam gembira. Perhatian tjukup meriah dan menggembirakan. Tetapi sajang, karena suatu an-
|
djuran dari Kepala Polisi Kabupaten Belitung (Sdr. T. A. Paloh), terpaksa malam gembira ditutup sebelum waktunja. Karena tindakan ini, mengakibatkan timbulnja suatu pernjataan protes dan tuntutan Panitya Penjelenggara, agar Sdr. T.A. Paloh dipindahkan. 21. GANTUNG. Gantung adalah sebuah kota Ketjamatan di daerah Kabupaten Belitung. Meskipun hanja ketjamatan biasa, tetapi dalam rangkaian memperingati genap Seperempat Abad Pergerakan Wanita tidaklah pula ketinggalan dengan daerah lainnja. Dengan dihadiri Wanita-wanita maupun prija dari segala lapisan jang melimpah-limpah, dimana baru terdjadi pada masa itu, resepsi diadakan di Balai Negeri Gantung jang baru sadja dibangun, pada tanggal 22 Desember 1953 djam 19.30 w.s. Setelah pembukaan dengan diiringi musik lagu Hari Ibu, dan enam orang gadis berpakaian daerah Indonesia, hadirin dibawa kearah atjara peresmian Pandji Hari Ibu. Atjara selain uraian tentang per gerakan Wanita oleh Nj. Ma'mun Ahmad Ketua Panitya setempat, resepsi tersebut dimeriahkan oleh tari-tarian dan njanjian-njanjian serta sambutan dari hadirin. Perlu ditambahkan, bahwa jang menghadiri resepsi tersebut, bukan hanja dari Kota Gantung sadja, melainkan dari tempat-tempat jang tidak kurang dari 60 km djauhnja ada jang datang menghadiri. Ini semua merupakan suatu manifestasi, bahwa Wanita jang dipelosokpun mempunjai hasrat untuk bersatu dan berdjuang demi kepentingan bersama. Dengan ini ditutuplah laporan tentang daerah Kepulauan Sumatera dan mulailah kita dengan pulau Djawa dan Madura.
DJAWA DAN MADURA. Djuga disini kami tidak mengadakan pembagian seperti lazimnja dalam Djawa Barat, Tengah dan Timur, tetapi menurut urutan letak tempatnja dari udjung Barat ke udjung Timur, dengan tidak membedakan tempat-tempat jang ketjil maupun besar, jang pada tanggal 22 Desember 1953 serentak mengadakan peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanitanja. Maka kami memulai disini dengan: 22. PANDEGELANG. Sebelumnja keliling-keliling daerah Djawa Barat, dengan menikmati keindahan alam Periangan, kini akan dimulai laporan Djawa dan Madura ini, dengan menindjau kedaerah Banten untuk mengikuti penjelenggaraan Perajaan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia dikota Pandegelang. Dengan mendapat sokongan materiil dan moril dari semua lapisan masjarakat setempat, perajaan diisi dengan rapat umum tepat pada tanggal 22 Desember 1953. Atjara-atjara lain jang patut dituliskan ialah: Pendjualan lentjana, Pameran hasil-hasil keradjinan, sajembara karang mengarang, hiburan olah-raga, pertundjukkan film, perlombaan menghias sepeda wanita dan lain-lainnja. |
79