Halaman:Bwee Hoa.pdf/104

Halaman ini tervalidasi

100

TJERITA ROMAN


gadis poen nanti djadi boeah toetoernja orang dan di kemoedian hari tentoe bakal tida lakoe.

„Boekan Koh tida merasa kesian pada Bwee,” kate itoe Koh, „tapi Bwee tentoe mengerti sendiri, kerna Koh masih ada anak jang masih gadis. Ini malem Bwee boleh menginep di sini, tapi besok baekan Bwee pergi di roemahnja I'ih di Tjiparoesa. Boeat I'ih tentoe tida merasa keberatan boeat ditoempangin oleh Bwee, kerna I'ih tida mempoenjai anak gadis.”

Mendenger itoe perkata'an dari iapoenja Koh, jang biasanja berlakoe manis padanja, Bwee Hoa ampir maoe menangis. Djoega di sini orang pandeng padanja sebagi satoe barang jang diboeat djidji, poen di sini orang takoet dideketin olehnja, sebagi djoega ia ada satoe penjakit menoelar.

„Boeat Koh poenja ketjinta'an hati aken kasih saja menginep ini maiem di sini,” kata Bwee Hoa jang masih mempoenjai keangkoehan diri, „Saja membilang banjak trima kasih. Tapi Bwee rasa lebih baek ini malem djoega Bwee pergi ka roemahnja I'ih.”

Itoe Koh menahan sedikit, tapi Bwee merasa, jang di dalem hatinja itoe Koh sebetoelnja merasa girang jang ia tida menginep di sitoe satoe malem. Begitoelah Bwee Hoa landjoetken lagi