Halaman:Bwee Hoa.pdf/125

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

121


rah boeat mendjadi poetjet sesa'at kemoedian. Ia gigit bibirnja dan dari matanja tertampak si­naran api, tapi itoe boeat sebentaran sadja. Sekoetika kemoedian ia berkata dengen sabar:

„Entjim toeloeng bilangin," ia kata dengen perkata'an rada goemeter, „saja melaenken ada satoe boengah latar, jang sembarang lelaki boleh beli. Bilangin, 'ntjim, jang saja di sini biasa trima segala roepa lelaki, saja poenja pintoe selaloe terboeka boeat marika semoea. Tapi saja soedah ambil poetoesan pasti, jalah tjoema seorang lelaki jang tida aken boleh bertindak melangkah di saja poenja pintoe dan itoe lelaki ada ....... kapitan Be Goat Soe!”

Entjim Tjengkauw memandeng dengen heran pada itoe prempoean moeda. Apatah iapoenja koeping tida kliroe denger. Satoe boengah latar jang menolak satoe kapitan jang hartawan ?

„Apa nona soedah pikir betoel nona poenja perkata'an baroesan? Inget, nona, jang kapitan Goat Soe ada kaja besar dan berpengaroeh."

Itoe prempoean moeda tersenjoem sindir.

„Tida, 'ntjim," saoetnja dengen soeara lebih tetep dari tadi, „saja lebih soeka serahken diri saja pada orang lelaki melarat dari pada kapitan Goat Soe jang hartawan dan berpengaroeh.