Halaman:Bwee Hoa.pdf/129

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

125


dan dengen lesoe dan tindakan jang tida tetep ia kloear dari itoe roemah, naek kombali di deeleman dengen njonja Tjengkauw ikoetin padanja seperti saekor andjing jang setia.

Satoe djam kemoedian satoe auto jang bagoes dibrentiken di depan itoe roemah. Seorang moedah dengen tindakan tjepet menoedjoe ka itoe roemah dan mengetok pintoe. Koetika itoe pemoeda masoek Bwee Hoa berdoedoek di divan dan iapoenja mata merah seperti abis menangis.

„Boeat apa engko dateng lagi di sini, sedeng saja soedah bilang jang ini roemah terboeka boeat segala lelaki, tapi tida boeat Tek Bie!”

Tek Bie toendoekin kepalan ja.

„Bwee, biarpoen begitoe, kaoe toch bisa ampoenken segala engko poenja kesalahan. Satoe oetjapan sadja, Bwee, dan engko merasa poeas!”

„Tida, engko Tek Bie, seperti saja soedah bilang beroelang-oelang antara engko dan saja soedah tida ada apa-apa lagi. Sekarang engko soedah hartawan, mempoenjai istri jang tjantik dan saja, saja melaenken satoe boenga latar jang tida ada harganja boeat diperhatiken lagi. Engko Tek Bie djangan bikin kotor dirimoe dengen seorang seperti saja, satoe sampa doenia jang terhina-dina, seorang jang diboeat djidji ..........”

„Tapi, Bwee, engko tetep tjinta pada kaoe,