Halaman:Bwee Hoa.pdf/140

Halaman ini tervalidasi

136

TJERITA ROMAN

padanja, menjioem iapoenja moeloet. Ia balik menjioem dan ia merasa broentoeng.

„Engko Tek Bie, engko Tek Bie, apatah kaoe tjinta pada saja dengen satoeloesnja?”

Mendadakan Tek Bie ilang dari dampingnja se­perti asep ketioep angin. Ia mentjari di sana sini.

„Engko Tek Bie! Engko Tek Bie!” Ia memang­gil

Ia sedar dan meliat koeliling di dalam kamarnja. Ia menengok ka depan pembaringannja dan di sana ia dapetken satoe orang sedeng tekoek loetoet padanja. Orang itoe ada Be Goat Soe.

„Apa saja mengimpi?” menanja Bwee Hoa, „kaoe siapa dan maoe apa? O, kaoe kapitan Goat Soe, maoe apa kaoe kapitan berloetoet di sitoe?”

„Kaoe baroesan betoel mengigo, Bwee,” kata Goat Soe dengen masih sadja berloetoet, „tapi se­karang kaoe soedah sedar. Betoel kapitan Be Goat Soe ada di sini dan berloetoet di depanmoe.”

Bwee Hoa boeka matanja lebar dan paksakan dirinja boeat berbangkit.

„Kaoe satoe kapitan tekoek loetoet di depan saja, satoe prempoean latjoer, satoe prempoean jang dipandeng hina dan rendah oleh doenia?” menanja ia dengen heran.

„Betoel, Bwee,” kata itoe kapitan dengen soeara plahan, seperti djoega ia berkata pada dirinja