Halaman:Bwee Hoa.pdf/25

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

21

kep itoe boekoe di dadanja seperti djoega itoe boekoe ada Bwee sendiri. Ia seperti rasaken angetnja Bwee poenja badan dan sekoetika lamanja Tek Bie meremken matanja.

Tapi dalem sekedjeb itoe kebroentoengan telah linjap. Tek Bie inget pada keada'annja sendiri. Ia satoe pemoeda piatoe, lagi miskin dan tida begitoe terpladjar seperti Bwee Hoa. Ia tjoema ada satoe djoeroe toelis dari tanah Pasir-Angin dengen dapet gadjih bebrapa belas roepiah, sedeng Bwee Hoa poenja ajah ada djadi lootia dari itoe tanah, lagi kaja, banjak sawah, kerbo dan roemahnja. Menginget sampe di sitoe Tek Bie koetoek nasibnja sendiri dan bersedih boeat itoe kebroentoengan jang ia merasa bakal terlepas dari tangannja, kebroentoengan jang ia boleh impiken, tapi tida bisa dapetken.

„Bwee, kaoe berdjalan seperti terbang!” kata njonja Jansen jang keblakangan.

Bwee merandek dan memandeng pada njonja Jansen dengen pipi jang bersemoeh merah dan mata jang bening.

„Tek Bie seperti beriken sajap padamoe!” ka­ta lagi njonja Jansen dengen tertawa.

Bwee pegang tangannja itoe njonja toean ta­nah.

„Oh, mevrouw!”