Halaman:Bwee Hoa.pdf/36

Halaman ini tervalidasi

32

TJERITA ROMAN

ngen toean resident jang djoega koendjoengken itoe pesta pernikahan.

Dengen itoe sembahjangan Bwee Hoa sama djoega terikat dengen satoe soempah di depannja Thian, boeat bersetia pada soeaminja jang sendirinja tida teriket dengen itoe perdjandjian.

Ia tjoema satoe goendik!

Dengen tida tertahan lagi Bwee Hoa djadi me­nangis. Ia tida perdoeli lagi pada tjomelannja mah tjomblang, ia bangoen di tengah-tengahnja oepatjara sembahjangan dan menoebroek pada njonja Jansen jang berdiri di deket sitoe. Ia djatohken kepalanja di dadanja itoe njonja jang baek, ia taoe tjoema ini njonja jang bisa toeroet rasaken apa jang ia rasaken di dalem hatinja.

„Oh, kind, lief kind!”

Seperti biasa njonja Jansen eloes-eloes ramboetnja Bwee Hoa.

Tapi semoea tetamoe djadi terprandjat dan di sana sini orang pada berbisik. Penganten prempoean jang lemparken begitoe sadja hio jang sedeng dipegang di tangannja, baroe pernah kedjadian ini kali. Ini ada hasilnja dari itoe pladjaran Barat jang Bwee Hoa dapetken! Ia tida pe­gang betoel lagi adat istiadat Tionghoa, ia ada satoe gadis modern, terlaloe modern, setengah Blanda dan setengah Tjina!