Halaman:Bwee Hoa.pdf/43

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

39

manis boeat djadi goea poenja see'ie, djikaloe dia masih prawan!”

Kombali Bwee Hoa loepa dan iapoenja pladjaran Barat telah bikin ia insjaf, jang ia moesti brontak terhadep pada perlakoean jang tida patoet.

„Djahanam!” memaki Bwee Hoa, „loe ada satoe djahanam! Loe dapet pladjaran Barat, tapi dasar loe srigala, pladjaran itoe tjoema polesan blaka. Loe tetep srigala jang liar, loe pergi di Europa boekan djadi semangkin sopan, tapi djadi semangkin boeas. Djahanam! Djahanam!”

Goat Soe jang tida njana satoe prempoean jang begitoe lemah brani berlakoe begitoe koerang adjar padanja poen djadi loepa. Ia djatohken iapoenja kepelan beroelang-oelang di badannja Bwee Hoa, hingga ia ini djadi roeboeh di djoebin. Ia poenja badjoe jang robek mengasih liat sebagian dari toeboehnja jang poetih. Di dalem keada'an pangsan Bwee Hoa keliatan tambah tjantik.

Tatkala meliat pada itoe toeboeh jang molek pikirannja Goat Soe jang tadinja begitoe goesar sekarang djadi berobah. Ia angkat pada Bwee Hoa dan rebahken padanja di pembaringan.

Koetika Bwee Hoa sedar kombali dari pangsannja, ia berada sendirian di dalem itoe kamar,