Halaman:Bwee Hoa.pdf/49

Halaman ini tervalidasi

BWEE HOA

45

Goat Soe batja itoe soerat dengen tangan goemeteran. Kemoedian ia memandeng sekoetika lamanja pada Bwee Hoa jang tida brani angkat poendaknja.

„Hm, kaoe merasa tjilaka di sini, apa di roemah sendiri kaoe begitoe broentoeng?” tanja itoe kapitan dengen soeara menjindir.

Hatinja Bwee Hoa bergolak-golak. Tida pertjoema ia telah dapetken pladjaran Barat. Sekarang tida ada alesan lagi boeat mengalah, sekarang ia moesti melawan,melawan terhadep pada segala perlakoean tida patoet, kendatipoen apa djoega jang nanti kedjadian.

Ia angkat moekanja dan pandeng moekanja iapoenja soeami.

„Memang saja di sini merasa tjilaka, sebab kaoe ada seorang jang berbatin boeroek. Kaoe poenja gelaran, pangkat dan pladjaran itoe melaenken boengkoesan meloeloe, seperti satoe boengkoesan borok.”

Dapet ini perlawanan samentara waktoe Goat Soe djadi kemekmek.

„Kaoe jang soedah meroesak saja poenja kebroentoengan dan djikaloe betoel ada Allah biarlah ia koetoek kaoe dengen seantero kaoe peonja pangkat dan pladjaran!” kata Bwee Hoa lebih